Jogja
Senin, 5 Maret 2018 - 15:40 WIB

Ini Bahayanya Sampah Popok dan Pembalut

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sungai tercemar sampah. (JIBI/Solopos/Dok.)

Sampah popok dan pembalut timbulkan pencemaran.

Harianjogja.com, SLEMAN–Persoalan sampah rumah tangga, khususnya sampah popok dan pembalut dinilai perlu menjadi perhatian. Pasalnya sampah tersebut dapat menimbulkan dampak pencemaran yang cukup berbahaya.

Advertisement

Dalam sarasehan Hari Peduli Sampah Nasional yang digelar baru-baru ini di Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, sampah popok dan pembalut menjadi perhatian. Ketua Komunitas Banyu Bening Ngaglik, Sri Wahyuningsih mengatakan salah satu sampah yang paling mencemari sungai di Sleman adalah sampah popok dan pembalut sekali pakai.

Menurutnya masih banyak anggapan masyarakat membuang popok sekali pakai di sungai itu aman dan mudah hancur. Padahal anggapan tersebut tidak benar. Selain sulit terurai, popok sekali pakai yang dibuang di sungai dapat membuat ikan-ikan mandul.

“Itu [popok sekali pakai] bikin ikan mandul. Perlu diperbaiki mental dan moral masyarakatnya. Menyelesaikan sesuatu itu harus bersama-sama. Kuncinya membangun kesadaran masyarakat,” kata dia belum lama ini.

Advertisement

Berdasarkan pengamatannya selama ini, rendahnya kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan ini bukan dilatarbelakangi oleh faktor pendidikan, namun justru lebih pada faktor moral. Sehingga menurutnya untuk mengatasi persoalan sampah tidak cukup dengan sosialisasi , tetapi harus dengan tindakan tegas agar masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan.

Lanjutnya lagi, jika hanya dengan sosialisasi hal itu kurang efektif. Pasalnya selama ini justru para pembuang sampah sembarangan itu memiliki pengetahuan dan pendidikan yang tinggi.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman Purwanto membenarkan bahwa moralitas merupakan salah satu penyebab kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan.”Membuang sampah bukan pada tempatnya seperti sungai dan kebun ini karena kesadaran masih sangat minim,” kata dia.

Advertisement

Padahal pihaknya telah menyediakan sejumlah tempat penampuangn sampah sementara di sejumlah titik. Namun diakuinya masih ada sejumlah titik yang malah mangkrak dan tidak difungsikan dengan baik.

Di sisi lain, Purwanto mengatakan memang perlu ada peran serta seluruh pihak yang kepentingan dalam pengatasi persoalan sampah. Termasuk peran serta dunia industri, terutama industri pembuat popok dan pembalut. Pelaku industri juga harus didorong untuk perduli dengan lingkungan, yakni dengan menciptakan produk yang ramah lingkungan.

Selain itu pihaknya juga siap untuk memfasilitasi masyarakat untuk meminimalisir dampak pencemaran akibat sampah. “Kami kan menyediakan kendaraan sampah yang bisa dimanfaatkan, nanti bisa dipilah agar sampah-sampah yang susah diurai itu kami kelola,” kata Purwanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif