SOLOPOS.COM - Para pelajar SMAN 1 Semarang menggelar aksi demo di depan sekolahnya, Jumat (2/3/2018). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)
Pendidikan di SMAN 1 Semarang berujung keputusan sekolah mengeluarkan dua siswanya yang akan menjalani ujian nasional (UN).
Semarangpos.com, SEMARANG – Keputusan Kepala SMAN 1 Semarang, Endang Suyatmi, mengeluarkan dua siswa, Anindya Puspita Helga Nur Fadhila (AN), 16, dan Muhammad Afif Ashor (AF), 18, berujung gelombang protes dari para siswa lain di sekolah itu.
Para siswa yang merupakan rekan sekolah AN dan AF itu pun menggelar aksi demo di depan gerbang atau pintu masuk sekolah, Jumat (2/3/2018).
Aksi demo yang dilakukan puluhan pelajar itu digelar pada Jumat siang sekitar pukul 13.00 WIB. Tampak puluhan siswa mendatangi gerbang sekolah sambil meneriakan yelyel Smansa (SMAN 1) Semarang sambil menyanyikan lagu mars sekolah yang terletak di Jl. Menteri Supeno atau sebelah barat Taman KB itu.
Sambil berteriak, para pelajar sekolah yang tergolong favorit atau unggulan di Kota Semarang itu juga membentangkan spanduk bertuliskan, ‘SOLIDARITY’ dan ‘KEPSEK TURUN MARET 2018’.
Memang para siswa itu tidak menyebutkan secara jelas motif di balik aksi itu. Meski demikian, dari spanduk dan puisi yang dibacakan di sela demo, diketahui jika aksi itu digelar karena ketidaksetujuan siswa akan keputusan kepala sekolah (kepsek) yang mengeluarkan AN dan AF menjelang pelaksanaan UN.
(Baca juga : Dukung Korban DO Paksa, Siswa Desak Mundur Kepala SMAN 1 Semarang)
Dalam puisi itu, mereka juga membacakan kata-kata yang mengungkapkan kelelahan atas permasalahan yang saat ini melanda sekolah tersebut. Mereka juga meminta permasalahan itu diselesaikan secara baik dan tidak menimbulkan kehebohan menjelang pelaksanaan UN.
Berikut video aksi para siswa SMAN 1 Semarang saat berdemo di depan sekolahnya :