Soloraya
Sabtu, 3 Maret 2018 - 04:35 WIB

Anak Balita Sekitar Pabrik PT RUM Sukoharjo Meninggal, Warga Diminta Tak Berspekulasi Macam-Macam

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anak warga Desa Celep, dekat pabrik PT RUM Sukoharjo, meninggal dunia. (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Seorang anak balita yang tinggal di sekitar PT RUM Sukoharjo meninggal dunia.

Solopos.com, SUKOHARJO — Warga terdampak limbah pabrik PT Rayon Utama Makmur (RUM) Sukoharjo diimbau jangan mudah terpengaruh provokasi maupun berbagai spekulasi menyusul meninggalnya seorang anak usia bawah lima tahun (balita) di Dukuh Jayan, Desa Celep, Kecamatan Nguter, Sukoharjo.

Advertisement

Arbani Shakeel Alfatih yang berusia 10 bulan meninggal dunia setelah dirawat di RSUD Ir. Soekarno, Sukoharjo, Kamis (1/3/2018). Anak pasangan Agus Anggit Santoso dan Juli Saraswati itu tinggal tak jauh dari pabrik PT RUM.

Belum diketahui penyebab pasti kematian anak usia 10 bulan tersebut. Namun, kabar tersebut memunculkan berbagai spekulasi di media sosial (medsos) yang dikaitkan dampak limbah PT RUM.

Kedua orang tua Arbani, Agus dan Juli, saat ditemui di rumahnya, Jumat (2/3/2018), masih berduka. Sanak keluarga masih menemaninya di teras rumah di persimpangan jalan kampung tersebut. Tidak terlalu sulit mencari rumah duka karena hanya berjarak sekitar 150 meter dari jalan raya Songgorunggi, Nguter, Sukoharjo ke Jatipuro, Kabupaten Karanganyar.

Advertisement

Juli mengatakan dokter RSUD Ir. Soekarno belum bisa memastikan penyebab kematian anaknya. “Mungkin akibat infeksi paru-paru jika dilihat dari hasil rontgen. Tetapi sejak lahir anak saya jantungnya bocor,” kata Juli.

Baca juga:

Juli bercerita saat usia enam bulan kondisi anaknya membaik dan sempat lepas dari tabung oksigen. Namun, semenjak muncul bau menyengat dari limbah pabrik kondisi anaknya mulai menurun lagi.

Advertisement

“Jika mencium bau [limbah] anak saya langsung batuk dan saya beri tabung oksigen hingga bau hilang. Sebelumnya tabung oksigen hanya dipakai sebentar jika batuk-batuk tetapi semenjak ada bau dipakai agak lama. Saya juga sudah menanyakan kepada dokter apakah infeksi paru-paru anak saya karena limbah PT RUM, tapi tidak ada jawaban pasti.”

Kapolres Sukoharjo, AKBP Iwan Saktiadi, yang ditemui wartawan di sela-sela kegiatan bakti sosial pengobatan gratis di Desa Celep, mengatakan akan meminta rekam medis anak yang meninggal tersebut. “Yang berhak bicara penyebab kematiannya adalah diagnosis medis, bukan yang lain. Kami berharap warga tidak terprovokasi berita-berita di media sosial yang belum jelas sumbernya. Keluarga atau orang tua pasien diharapkan bisa memberikan pencerahan dan mengajak bicara dokter,” katanya.

Kapolres menegaskan akan melangkah berdasarkan fakta-fakta medis. Kapolres meminta masyarakat lebih cerdas dan tidak terjebak kepada informasi hoax yang beredar di media sosial. “Berkaitan dengan medis yang bicara analisis medis bukan katanya,” ujarnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif