News
Jumat, 2 Maret 2018 - 11:00 WIB

SOLOPOS HARI INI : Wacana Perubahan Jam Masuk Sekolah Dampak Flyover Manahan

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Harian Umum Solopos edisi Jumat 2 Maret 2018

Berita utama Harian Umum Solopos hari ini membahas tentang wacana pembagian jam sekolah karena pembangunan flyover Manahan.

Solopos.com, SOLO – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melemparkan wacana pengubahan jam berangkat sekolah bagi sebagian siswa di Kota Bengawan selama masa pemberlakuan rekayasa lalu lintas pembangunan jalan layang (flyover) Manahan mulai Senin (19/3/2018).

Advertisement

Pengubahan jam berangkat sebagian siswa menjadi lebih siang tersebut diyakini mampu menurunkan tingkat kepadatan arus lalu lintas pada jam sibuk selama masa pembangunan flyover. Namun, Pemkot masih mengkaji lebih lanjut efektivitas sistem itu. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Hari Prihatno, menuturkan wacana pengubahan jam berangkat sekolah tersebut datang dari Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo.

Berita tentang wacana pembagian jam masuk sekolah selama pembangunan flyover Manahan menjadi headline Harian Umum Solopos edisi Jumat (2/3/2018). Selain berita tersebut ada berita menarik lainnya seperti di bawah ini:

Advertisement

Berita tentang wacana pembagian jam masuk sekolah selama pembangunan flyover Manahan menjadi headline Harian Umum Solopos edisi Jumat (2/3/2018). Selain berita tersebut ada berita menarik lainnya seperti di bawah ini:

KASUS TERORISME: Presiden Setuju Ba’asyir Tahanan Rumah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyetujui status mantan pemimpin Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Ustaz Abu Bakar Ba’asyir diubah menjadi tahanan rumah. Alasan kemanusiaan menjadi pertimbangan mengingat narapidana kasus terorisme itu menderita sakit.

Advertisement

“Atas kemanusiaan Presiden supaya dia dipindahkan dekat-dekat Solo saja. Tahanan dulu lah. Kalau dibebaskan saya rasa itu yang lain-lain mungkin,” lanjutnya.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

Di Halaman Soloraya ada berita tentang ranrangan masterplan untuk revitalisasi Sriwedari. Rancangan masterplan yang sudah dibuat oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo belum memuaskan semua pihak.

Advertisement

Salah satu yang menilai negatif masterplanadalah sejarawan Heri Priyatmoko. Ia menilai jika ditinjau dari gambarnya, pembangunan masjid menggerogoti unsur pelengkap Taman Sriwedari yang sudah menyatu. Menurutnya, ruang publik yang selama ini kental dengan nuansa seni-budaya dan beraroma kebebasan, berubah menjadi sakral-religius. Kepada Espos, Kamis (1/3/2018), dia mengatakan setelah adanya penggusuran Joglo Sriwedari terjadi penjungkirbalikan citra ruang. Ruang ibadah seperti masjid seharusnya membutuhkan keheningan. Padahal sejak awal era Paku Buwono (PB) X, Kebon Raja dirancang dan diwujudkan sebagai kawasan yang ramai untuk acara seni dan hiburan. “Benturan kepentingan ini adalah wujud dari perebutan simbol kawasan,” ujarnya.

Berita tentang komentar beberapa pihak terkait rancangan masterplan revitalisasi Sriwedari menjadi beruta utama Halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini. Selain itu ada berita menarik lainnya seperti di bawah ini:

PEMERINTAH DESA: Kadus Ditolak Warga, Kades Ngringo Bergeming

Advertisement

Aksi demonstrasi puluhan warga mewarnai pelantikan kepala dusun (Kadus) Karangrejo di Balai Desa Ngringo, Jaten, Karanganyar, Kamis (1/3/2018) pagi. Kepala Desa (Kades) Ngringo, Sardiman tetap melantik kadus Karangrejo terpilih karena pengisian jabatan perangkat desa (perdes) itu dinilai sudah prosedur.

Berdasarkan pantauan Espos di Balai Desa Ngringo, pemerintah desa (pemdes) menjadwalkan pelantikan Kadus Karangrejo terpilih, S. Wibowo, pukul 09.00 WIB. Pelantikan dihadiri Camat Jaten, Aji Pratama Heru Kristianto; panita penyelenggara seleksi pengisian kadus di Karangrejo; elemen masyarakat di Ngringo. Sesaat sebelum pelantikan berlangsung, warga Rukun Warga (RW) 005 di Ngringo menggelar aksi demonstrasi di depan balai desa. Para pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan penolakan kadus terpilih. Para pengunjuk rasa menilai seleksi pengisian kadus Karangrejo beberapa waktu lalu penuh rekayasa.

Simak selengkapnya: http://epaper.solopos.com/

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif