Soloraya
Jumat, 2 Maret 2018 - 03:35 WIB

Portal Jalan Kampung Dekat Rel KA Gayam Sukoharjo Diprotes Warga, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - KA Batara Kresna melintas di Jl. Sidomulyo II yang diberi portal di Kelurahan Gayam, Sukoharjo, Kamis (1/3/2018). (Dok Solopos)

Warga Gayam, Sukoharjo, memprotes pemasangan portal di jalan kampung dekat rel KA.

Solopos.com, SUKOHARJO — Portal permanen dari besi dipasang di jalan yang menghubungkan dua kampung yakni Kampung Mojo RT 002/005 dan Kampung Mojo RT 001/006, Kelurahan Gayam, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo.

Advertisement

Pemasangan portal tersebut membuat warga setempat kesal karena mengganggu mobilitas mereka. Adanya portal itu membuat jalan kampung tersebut tak bisa dilewati kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Hanya pejalan kaki yang bisa melintasinya.

Informasi yang dihimpun Solopos.com di lokasi, Kamis (1/3/2018), portal permanen itu diduga dipasang pada Rabu (28/2/2018). Warga sekitar tak mengetahui siapa yang memasangnya tetapi pekerja yang memasang portal saat itu mengatakan itu proyek dari Dirjen Perhubungan.

“Warga tidak tahu siapa pemasangnya dan dari mana. Warga hanya tahu dari PT KAI [Kereta Api Indonesia] karena berkaitan dengan rel kereta api. [Pekerja] Katanya dari dirjen,” ujar warga sekitar, Priyanto.

Advertisement

Dia mengaku kaget melihat portal permanen itu saat berangkat bekerja. “Saya melihat ada beberapa poster dari kardus bekas dan kertas ditempel di postal besi itu. Namun, pukul 10.00 WIB saya mendapatkan kabar poster-poster tersebut dicopoti. Kami berharap portal ittu bisa dilalui sepeda motor atau mobil pribadi. Sosialisasi dilakukan Pak RT saat acara pertemuan warga. Warga belum pernah diajak berembuk langsung oleh pihak PT KAI,” ujarnya.

Priyanto menambahkan Jl. Sidomulya II merupakan akses utama warga menuju fasilitas umum, seperti Masjid Agung Baiturrohmah, tiga tempat permakaman umum, dan akses pemecah kepadatan dan kemacetan arus lalu lintas.

“Di antara warga Kampung Mojo berbeda rukun tetangga dan rukun warga banyak bersaudara. Jadi ada warga kampung barat rel dimakamkan di timur rel dan sebaliknya. Jika dipasang portal permanen seperti ini akses mobil jenazah atau pengangkut peti jenazah susah melintas.”

Advertisement

Warga lain, Sumadi, bercerita pemasangan portal dilakukan Rabu petang. Saat itu, pekerja membongkar aspal jalan sebelum memasang portal tersebut. Dia setuju apabila portal permanen dibongkar karena mengusahkan warga.

Sementara itu, anggota DPRD Sukoharjo yang tinggal di Gayam, Sukoharjo, Agus Sumantri, sempat datang ke lokasi dan meminta agar jalan tidak ditutup total. “Faktor keamanan memang menjadi prioritas tetapi kelancaran warga dalam mengakses jalan juga dipertimbangkan. Silakan [jalan] ditutup dengan portal dan tidak ditutup total seperti ini. Akses sepeda motor atau mobil masih bisa karena sejarahnya jalan menuju masjid dan makam.”

Terpisah Kepala Humas DAOP VI Yogyakarta PT KAI, Eko Budiyanto, menyatakan tidak mengetahui siapa yang memasang portal itu. “Pemasang satuan kerja atau PT KAI. Jika jalur KA Batara Kresna kemungkinan pemasangnya satker atau balai. Kami akan berkoordinasi terlebih dahulu.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif