Soloraya
Jumat, 2 Maret 2018 - 06:15 WIB

Hari Ini, Karangasem Solo Deklarasi Kampung Bebas BAB

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga memasang spanduk di depan Puskesmas Pembantu (Pustu) Karangasem, Laweyan, Solo, Kamis (1/3/2018). (Nicolous Irawan/JIBI/SOLOPOS)

Karangasem deklarasi sebagai kampong bebas BAB.
Solopos.com, SOLO—Puskesmas Pembantu (Pustu) Laweyan, Pemerintah Kelurahan Laweyan dan para kader kesehatan setempat deklarasikan diri sebagai Kampung ODF (Open Defecation Free) atau Kampung Bebas Buang Air Besar (BAB) Sembarangan di Pustu Laweyan, Jumat (2/3/2018) pagi. Kegiatan tersebut menjadi bukti nyata keseriusan semua pihak membangun kesehatan dan kenyamanan lingkungan.

Lurah Karangasem, Dardji, menjelaskan program kesehatan itu adalah program Pustu Karangasem dan bekerja sama dengan pemerintah kelurahan dan tokoh masyarakat. Ia mengatakan jangan sampai masyarakat Karangasem melalukan BAB sembarangan.

Advertisement

“Kami berusaha mengkampanyekan agar warga tidak BAB atau membuang kotoran mereka ke sungai. Ini adalah kampanye untuk menjaga kebersihan lingkungan. Kami memberi pemahaman, kotoran yang dibuang ke kali akan mencemari semuanya,” paparnya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis (1/3/2018).

Ia menjelaskan sesuai dengan data dan persyaratan, terdapat delapan RW yang sudah 100% memenuhi syarat. Sementara satu RT di RW 008 belum memenuhi syarat. Dengan demikian, deklarasi akan dilaksanakan oleh delapan RW dari total sembilan RW di Karangasem.

“Kami sudah berusaha melakukan program bersama program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di RT yang masih belum bisa ODF. Tapi, RT tersebut menempati lahan milik perseorangan sehingga itu jadi kendala. Tapi nanti sambil tunggu waktu, kelurahan dengan Kotaku akan lakukan beberapa upaya,” kata dia. (baca juga: HUNIAN SOLO : Di Karangasem, Satu RT Dijejali 44 Tempat Indekos)

Advertisement

Salah satu rencana untuk membebaskan warga dari BAB sembarangan adalah membuatkan IPAL komunal yang bisa memfasilitasi 65 keluarga di RT tersebut.

“Di rumah lain mayoritas sudah punya septic tank pribadi. IPAL PDAM di sini sudah berfungsi. Dengan IPAL dan septic tank, air tanah bisa terjaga kualitasnya. Apalagi 60% warga masih memanfaatkan air sumur,” ungkapnya.

Selain itu, ia mengimbau warga di Sukoharjo dan Karanganyar yang berbatasan dengan Karangasem tidak BAB sembarangan di sungai. Jika para tetangga daerah tersebut BAB sembarangan, wilayah Karangasem jadi ikut terdampak.

Advertisement

Koordinator Kesehatan Kelurahan Karangasem, Fatmawati, mengatakan kegiatan itu dibarengkan dengan agenda Jumat Sehat. Selain deklarasi ODF, pihaknya juga mengadakan Gerakan Sapu Jagat Sekar Melati (Sehat Kelurahan Karangasem Melalui Pemeriksaan Jentik-jentik).

“Kader kesehatan selama ini tidak hanya melakukan pemberantasan sarang nyamuk, tetapi membersihkan sampah, melakukan pendataan orang lanjut usia [lansia] dan anak bawah lima tahun [balita],” kata dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terus dikembangkan di Karangasem. Sebelumnya mereka sudah mendeklarasikan diri sebagai Kampung Bebas Asap Rokok.

“Tahun ini kami maju lomba PHBS tingkat Provinsi Jawa Tengah mewakili Kota Solo.  Ada 16 indikator PHBS yang kami implementasikan dalam kehidupan masyarakat. Dengan begitu, perilaku masyarakat diharap menjadi baik,” terangnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif