Soloraya
Kamis, 1 Maret 2018 - 02:35 WIB

1.110 Warga Miskin Klaten Diberi Pelatihan Kewirausahaan agar Mandiri

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Klaten, Sri Mulyani, menyosialisasikan program pelatihan kewirausahaan bagi warga miskin, Rabu (28/2/2018). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Pemkab Klaten akan memberikan pelatihan kewirausahaan kepada 1.110 warga miskin.

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak 1.110 warga miskin di 101 desa zona merah kemiskinan Klaten ditargetkan mendapat pelatihan kewirausahaan. Dana pelatihan berasal dari APBD 2018 melalui bantuan program pengentasan kemiskinan dengan nilai total Rp6,3 miliar.

Advertisement

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan bantuan diberikan untuk penyelenggaraan pelatihan serta modal usaha warga termasuk pembelian alat. Jenis keterampilan dan warga sasaran pelatihan diserahkan ke masing-masing kepala desa dengan mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan warga.

Hanya, sasaran bantuan itu dikhususkan warga miskin. Warga yang mendapat pelatihan juga akan dibantu dalam proses pemasaran serta pengembangan usaha. Mulyani mewanti-wanti para kades serta camat agar tak memotong bantuan tersebut.

Advertisement

Hanya, sasaran bantuan itu dikhususkan warga miskin. Warga yang mendapat pelatihan juga akan dibantu dalam proses pemasaran serta pengembangan usaha. Mulyani mewanti-wanti para kades serta camat agar tak memotong bantuan tersebut.

“Saya pesan semua warga miskin dengan potensi anggaran yang ada diberikan pelatihan. Tanggalkan kepentingan kemarin [saat pilkades]. Jangan mentang-mentang tidak memilih sebagai kades kemudian tidak dimasukkan sebagai warga peserta pelatihan,” kata Mulyani saat sosialisasi pelatihan untuk warga miskin kepada para kades dan camat di Kantor Setda Klaten, Rabu (28/2/2018). (Baca: Angka Kemiskinan di Klaten Tinggi)

Pelatihan tersebut merupakan salah satu cara pengentasan kemiskinan lantaran selama ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Klaten. “Ini baru pertama dilakukan. Tentu nanti dilakukan secara rutin kami anggarkan setiap tahun,” kata dia.

Advertisement

“Data warga miskin by name by address kan sudah ada. Semestinya mereka yang mendapat pelatihan masuk dalam daftar warga miskin. Kalau tidak masuk dalam daftar warga miskin namun kondisinya miskin tetap bisa mendapat pelatihan. Itu tergantung TKSK dan kades yang mengecek peserta. Seperti yang dipesankan, jangan pilih kasih,” tutur dia.

Agar bantuan itu tak berhenti hanya pada pelatihan, Bambang menuturkan pendampingan tetap dilakukan seperti dari pendamping lokal desa atau petugas Dinas Sosial Pemberdayaan Peremuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB). “Kalau program tidak jalan dan sebagainya dana harus kembali,” urai dia. (Baca: BPS Klaten Verifikasi Data Warga Miskin)

Kepala Desa Jetis, Kecamatan Klaten Selatan, Mulyatno, menuturkan program tersebut menjadi tantangan bagi para kades. Selama ini, ada warga yang sudah hidup miskin enggan berinovasi untuk mengubah nasib hidup mereka.

Advertisement

”Mereka hidup dengan kondisi seperti itu sudah nyaman. Ini menjadi tantangan kami mengubah mereka agar tidak malas,” kata dia.

Mulyatno menuturkan di desanya pernah ada kerja sama dengan salah satu sekolah untuk menggelar pelatihan kepada 40 warga. Namun, realisiasinya hanya tiga warga yang ikut pelatihan.

Soal pelatihan yang diberikan ke warga melalui bantuan itu, Mulyatno berencana memberikan pelatihan pembuatan jus. Pelatihan ditargetkan kepada 10 warga miskin.

Advertisement

Kepala Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Agus Nugroho, mengatakan sudah ada rencana pelatihan kepada 30 warga. Mereka terbagi dalam lima jenis pelatihan yakni perbengkelan, memasak, suvenir, potong rambut, serta menjahit.

“Pengalaman bantuan modal ke desa itu tidak terlalu berpengaruh. Bantuan itu utamanya untuk masalah pelatihan pemasaran,” urai dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif