Jogja
Rabu, 28 Februari 2018 - 05:20 WIB

Selama Januari 13 Kasus DBD Terjadi di Bantul

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar demam berdarah. (JIBI/Solopos/Dok.)

Pemerintah fokus pada upaya pencegahannya

Harianjogja.com, BANTUL-Sebanyak 13 kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) terjadi selama bulan Januari di Bantul. Pemerintah giatkan Gerakan Serentak (Gertak) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk mencegah kemunculan penyakit akibat nyamuk ini.

Advertisement

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Bantul Pramudi Darmawan mengatakan, dari sekian kasus tersebut belum ada kasus meninggal dunia akibat DBD. Namun, pemerintah fokus pada upaya pencegahannya karena musim hujan yang terjadi belakangan ini. Musim hujan yang identik dengan banyaknya genangan air akan memicu perkembangan nyamuk pembawa penyakit ini.

“Pemberantasannya yang kita gencarkan, jangan sampai jadi tinggi lagi angkanya,” katanya kepada Harianjogja.com, Selasa (27/2/2018).

Diakuinya, memang ada tren peningkatan kasus DBD karena curah hujan berkepanjangan. Pemerintah sendiri berupaya menjaga tren positif penurunan angka demam berdarah yang berhasil dilakukan.

Advertisement

Terlebih lagi, musim hujan diprediksi baru akan mencapai puncaknya pada Maret mendatang. Masyarakat diminta ikut waspada dengan memutus mata rantai kehidupan nyamuk dengan pola Menguras, Menutup, dan Mengubur (3 M). Ditekankan jika jangan sampai ada wilayah yang kemudian bisa dijadikan sarang nyamuk tempatnya berkembang biak.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Bantul, angka kasus DBD pada 2017 yakni sebanyak 538 kasus dengan dua korban meninggal dunia. Jumlah ini menurun drastis dibandingkan tahun sebelumnya pada 2016 dengan 2.442 kasus dan lima kematian. Pada tahun 2015 ada 1.441 kasus dengan 13 kematian.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif