News
Rabu, 28 Februari 2018 - 16:00 WIB

PILPRES 2019 : Mirip SBY pada 2009, Jokowi Bisa Pilih Cawapres Sesuai Selera?

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi menyaksikan Dilan 1990 (Instgaram/@Jokowi)

Maruarar Sirait memprediksi Jokowi pada Pilpres 2019 bisa memilih cawapres sesuai selera jika elektabilitasnya seperti SBY pada 2009.

Solopos.com, JAKARTA — Politikus PDIP Maruarar Sirait mengatakan jika elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus meningkat, maka calon wakil presiden yang akan mendampinginya akan dipilih berdasarkan kenyamanan Jokowi sendiri. Ada kemungkinan Jokowi tak lagi mempertimbangkan faktor elektabilitas sang calon wakil.

Advertisement

Menurut Ara, sapaan akrabnya, variabel pilihan cawapres merupakan salah satu dari empat faktor yang menjadi pertimbangan PDIP bagi cawapres yang akan mendampingi Jokowi. Ara mencontohkan saat elektabilitas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pilpres 2009 yang tinggi. Saat itu SBY memilih pendampingnya sesuai kenyamanan dirinya, bukan pada elektabilitasnya.

Akhirnya, pada Pilpres 2009, SBY memilih Boediono sebagai calon wakil presiden pendampingnya. “Kalau elektabilitas Jokowi tinggi sekali, maka akan memilih cawapres berdasarkan kenyamanan,” ujarnya.

Akan tetapi, Ara tidak mengesampingkan faktor elektabilitas cawapres yang akan menjadi penentu kemenangan pada Pilpres 2019 sebagai faktor pertimbangan lainnya. “Kalau Jokowi elektabilitasnya tidak aman, maka yang meningkatkan suara tentu jadi pertimbangan,” ujarnya.

Advertisement

Ketiga dan yang paling ideal adalah gabungan antara kenyamanan dan nilai tambah terhadap elektabilitas,” kata Maruarar. Pasalnya, dalam politik, menang itu penting, katanya dalam diskusi Populi Center, Rabu (28/2).

Terakhir, kata Ara, Jokowi bisa melihat apa yang harus dilakukan jika terpilih kembali sebagai Presiden pada Pilpres 2019. Sebagai presiden, Jokowi akan melihat ke depan ke tahun 2024. “Dia kan membangun fondasi soal infrastruktur, makro, mikro ekonomi, tentu Jokowi berkepentingan apa yang dia bangun bisa berkelanjutan,” ujarnya.

“Karena pasti tidak tuntas. Jadi apakah Jokowi memilih wakil hanya sebagai wakilnya saja, atau memilih wakil yang menjadi presiden pada 2024. Itu dua hal berbeda sama sekali. Itu manusiawi menurut saya,” ujarnya.

Advertisement

Ara menambahkan Jokowi akan memastikan bagaimana visi misi itu bisa berkelanjutan dan berkesinambungan sehingga memilih orang yang tepat untuk mendampinginya.

Hingga kini parpol yang telah menyatakan dukungannya kepada Jokowi untuk maju Pilpres 2019 yaitu Partai NasDem, Partai Golkar, PPP, dan Hanura, dan terakhir PDIP. Sedangkan PKB baru akan menentukan sikapnya pada Rapat Pimpinan Nasional Juni mendatang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif