News
Rabu, 28 Februari 2018 - 17:45 WIB

Korut Dituding Pasok Senjata Kimia ke Suriah

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kim Jong Un (Awdnews.com)

Bahan baku yang dikirimkan termasuk pipa, katup, serta ubin keramik tahan asam.

Solopos.com, PYONG YANG – Korea Utara dituding mengirim peralatan yang dapat digunakan dalam produksi senjata kimia ke Suriah. Bahan baku yang dikirimkan termasuk pipa, katup, serta ubin keramik tahan asam.

Advertisement

Material lainnya yaitu ubin keramik tahan panas serta termometer dan katup tahan korosi. Ubin keramik tersebut dikabarkan digunakan dalam pembangunan fasilitas pembuatan senjata kimia.

Berdasarkan laporan dari The New York Times, yang dikutip Rabu (28/2/2018), tuduhan itu muncul setelah adanya beberapa laporan mengenai penggunaan gas klorin oleh militer Suriah.

Laporan PBB, yang belum dipublikasikan, juga menyatakan ahli misil Pyongyang terlihat di fasilitas pembuatan senjata Suriah. Laporan ini disusun berdasarkan kepatuhan Korea Utara (Korut) terhadap resolusi PBB.

Advertisement

Wall Street Journal mengungkapkan pengiriman dilakukan sebanyak lima kali melalui perusahaan perdagangan China pada akhir 2016 dan awal 2017. Namun, jumlah pengiriman yang telah dilakukan diyakini lebih banyak lagi dan telah berlangsung selama beberapa tahun.

Pembayarannya dilakukan oleh Scientific Studies and Research Center (SSRC), sebuah badan pemerintah Suriah, melalui sejumlah perusahaan.

Sementara itu, Pemerintah Suriah membantah penggunaan senjata kimia dalam perang yang sedang berlangsung di negara itu. Negara Timur Tengah tersebut menyatakan satu-satunya perwakilan Korut di Suriah adalah pelatih olah raga dan atlet.

Advertisement

Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) mengatakan gas sarin, yang menyerang syaraf manusia, digunakan di Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib, pada April 2018. Peristiwa itu menewaskan lebih dari 80 orang.

Serangan gas klorin juga baru-baru ini terjadi di Ghouta Timur, yang menjadi basis pertahanan terakhir kelompok pemberontak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif