Jogja
Selasa, 27 Februari 2018 - 11:55 WIB

Selama Hilang 4 Hari di Merapi, Warsito Mengaku 2 Kali Muncak

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bangker Kaliadem sesaat sebelum Warsito ditemukan, Minggu (25/2/2018) masih dikunjungi banyak wisatawan. (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Kondisi Warsito, 33, yang ditemukan setelah menghilang empat hari di Merapi mulai membaik

Harianjogja.com, SLEMAN– Kondisi Warsito, 33, yang ditemukan setelah menghilang empat hari di Merapi mulai membaik. Pria dua anak ini cukup lahap makan makanan yang disuguhkan.

Advertisement

Kondisi fisik warga Paten Tridadi ini sudah membaik. Tangan kirinya masih dibalut perban dengan selang jarum infus. Luka di kakinya akibat menyusuri lereng Merapi juga terlihat mengering.

Saat ditemui Harianjogja.com di ruang perawatannya di RS Panti Nugroho Pakem, Warsito tengah rebahan bersama istrinya Dwi Indri Astuti di teras belakang beralas tikar. Keduanya cukup akrab berkomunikasi.

Advertisement

Saat ditemui Harianjogja.com di ruang perawatannya di RS Panti Nugroho Pakem, Warsito tengah rebahan bersama istrinya Dwi Indri Astuti di teras belakang beralas tikar. Keduanya cukup akrab berkomunikasi.

Awalnya, baik Warsito maupun Indri enggan menjawab pertanyaan Harianjogja.com. Namun sedikit demi sedikit mereka pun mulai bercerita setelah empat hari berpisah. Keakraban kedua pasutri ini mengindikasikan tak ada masalah di antara keduanya.

“Seperti baru pacaran saja,” ujar Indri sambil tersipu malu. Dia mengaku sangat gembira, suaminya bisa kembali.

Advertisement

“Untungnya, fisik saya masih kuat mas. Anak-anak dititipkan sama mbahnya di Kalasan. Mudah-mudahan ibadah saya tidak hanya meningkat saat ini saja. Bukan nazar, tapi saya usahakan. Ini khidmahnya [dari kejadian itu],” tutur Indri.

Sesekali matanya melirik ke arah Warsito. Yang dipandang hanya membalas dengan senyuman saja. Penampilan Warsito sendiri tampak bersih meskipun guratan kelelahan di wajahnya belum hilang. Menggunakan kaos blong warna hitam dipadu dengan celana batik, tangan Warsito mendarat di kripik singkong di dekatnya.

“Sekarang makannya lahap benar. Sejak pagi sampai siang ini sudah tiga kali. Ini masih nunggu kiriman bakso,” seru Indri.

Advertisement

Betapa tidak. Terakhir kali sebelum dinyatakan menghilang, Warsito hanya makan mie instan di warung kawasan wisata Kaliadem. Selama di Merapi, Warsito hanya bertahan hidup dengan makan kembang-kembangan  yang ditemuinya. Adapun air hujan dan embun menjadi pelepas dahaga.

Warsito mengaku sempat dua kali naik ke kawah Merapi untuk menghangatkan tubuhnya. Entah sadar atau tidak, saat menaiki kawah Merapi ia tidak membawa peralatan apapun laiknya para pendaki. Semua memang tidak bisa dinalar secara logika.

Dia berusaha untuk turun pada Jumat (23/2/2018) namun karena tebalnya kabut, pandangannya tak kuasa menembus dan mencari jalan keluar. Apalagi di sekitar lokasi turun hujan.

Advertisement

Diapun memilih untuk bertahan di sebuah tebing tanpa bekal apapun. Saat itu dia hanya membawa jaket, ponsel dan rokok. “Sejak awal memang tidak mau ke atas, tahu-tahu tersesat. Sekarang lebih baik tapi belum fit 100%,” katanya.

Selama dinyatakan hilang dia terus berdoa. Sabtu (24/2) dia berusaha untuk kembali turun.  Sampai akhirnya ia ditemukan tertidur di pinggir jalur pendakian pos dua Sri Manganti Merapi, Minggu (25/2) siang.

Di sekitar pos tersebut penuh dengan tanaman yang rimbun dan tinggi. Jalurnya pun penuh dengan bebatuan dan pasir hasil erupsi 2010. Jalur pendakian ini terbilang sulit dan penuh tantangan.  Beberapa kali penyisiran, tim penyelamat tidak menemukan jejak Warsito.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif