News
Selasa, 27 Februari 2018 - 01:10 WIB

Pemerintah Myanmar Hancurkan Kampung Halaman Warga Rohingya

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto desa di Rakhine yang rata dengan tanah (Theguardian.com)

Pemerintah Myanmar menghancurkan kampung halaman warga Rohingya.

Solopos.com, SOLO – Enam bulan sudah warga Rohingya meninggalkan kampung halaman di Rakhine, Myanmar. Ratusan ribu penduduk Rohingya itu terusir dari rumah karena kekejaman militer Myanmar. Mereka mengungsi ke beberapa negara tetangga seperti Nepal, Bangladesh, dan India.

Advertisement

Kehidupan warga Rohingya di pengungsian itu sangat memprihatinkan. Tempat tinggal mereka sangat kumuh, jauh dari kata layak. Mereka juga kesulitan mendapat makanan dan obat-obatan. Kendati demikian, mereka memilih menetap di pengungsian daripada kembali ke Myanmar karena masih trauma dengan nasib buruk yang dialami.

Dalam laporan terbaru yang diterbitkan The Guardian, Sabtu (24/2/2018), pemetintah Myanmar menghancurkan kampung halaman warga Rohingya di Rakhine. Mereka meratakan puluhan desa di Rakhine dengan buldoser. Kini, desa yang pernah dihuni warga Rohingya telah rata dengan tanah.

Jika dilihat secara sekilas lewat satelit, kampung halaman warga Rohingya seperti tak pernah memiliki penghuni sebelumnya. Namun, pemerintah Myanmar mengjklaim penghancuran itu dilakukan untuk mendirikan bangunan baru yang lebih layak huni.

Advertisement

“Kami menghancurkan semuanya untuk mendirikan bangunan baru. Kami harus membersihkan reruntuhan bangunan yang rusak sebelum membuat yang baru,” kata perwakilan pemerintah Myanmar, Myint Khine.

Tapi, sejumlah anggota kelompok hak asasi manusia (HAM) menilai penghancuran itu sengaja dilakukan untuk menghapus bukti kekejaman militar Myanmar. Sementara warga Rohingya berasumsi tindakan itu dilakukan lantaran pemerintrah ingin menghapus sejarah mereka.

Seorang warga Rohingya yang baru saja berkunjung ke rumahnya sangat terkejut. Kampung halamannya telah rata dengan tanah dan tidak menyisakan apapun. “Semuanya lenyap. Bahkan, pohon saja tidak ada yang tersisa. Saya hampir tidak mengenali wilayah itu,” kata Myin Hlut.

Advertisement

Berdasarkan foto satelit yang dirilis awal Februari 2018 lalu, ada sekitar 28 desa di Maungdaw, Myanmar yang telah diratakan dengan tanah. Wilayah yang diratakan dengan tanah itu nantinya bakal dibangun kembali untuk menggantikan rumah warga Rohingya yang hancur.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif