Jogja
Selasa, 27 Februari 2018 - 12:20 WIB

Ada Warga Hilang 4 Hari Bisa Selamat, Juru Kunci: Jangan Main-Main di Merapi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bangker Kaliadem sesaat sebelum Warsito ditemukan, Minggu (25/2/2018) masih dikunjungi banyak wisatawan. (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Perjalanan spiritual Warsito yang hilang selama 74 jam di Gunung Merapi memang penuh misteri.

Harianjogja.com, SLEMAN- Perjalanan spiritual Warsito yang hilang selama 74 jam di Gunung Merapi memang penuh misteri. Bagi manusia biasa, apalagi tanpa pengalaman naik gunung kisahnya memang tidak bisa diterima logika.

Advertisement

Hanya saja, Setyo Nugroho, salah seorang supranatural yang turut melakukan pencarian Warsito menilai secara nalar tidak mungkin Warsito melakukan hal itu. Apalagi dia tidak punya pengalaman sedikitpun untuk melakukan pendakian.

“Kecuali alam ghoib yang membawanya. Yen kondisi di atas sedingin itu [5-10 derajat celcius] seorang pendaki yang hebat pun akan mikir 1000 kali lipat,” ujarnya, Senin (26/2/2018).

Dia hanya berpesan agar para pengunjung ataupun pendaki untuk tidak main-main saat ke Merapi. Etika dan perilaku juga diminta untuk dijaga karena Merapi penuh dengan misteri.

Advertisement

Pesan senada juga disampaikan Masbekel Anom Suraksosihono (Mbah Asih) juru kunci Merapi. Putra almarhum Mbah Marijan ini juga berpesan agar wisatawan berhati-hati selama berkunjung ke Bangker Kaliadem. Selain memiliki kearifan lokal, wisata Kaliadem juga termasuk wisata minat khusus religi.

“Harus disiapkan bekal. Di sana ada pembatas. Kalau memang hanya jalan-jalan ya di sekitar itu saja,” ujarnya saat menunggu proses evakuasi.

Seperti diberitakan, Warsito, 33, ditemukan setelah menghilang empat hari di Merapi. Dia berusaha untuk turun pada Jumat (23/2/2018) namun karena tebalnya kabut, pandangannya tak kuasa menembus dan mencari jalan keluar. Apalagi di sekitar lokasi turun hujan.  Baca juga : Selama Hilang 4 Hari di Merapi, Warsito Mengaku 2 Kali Muncak

Advertisement

Diapun memilih untuk bertahan di sebuah tebing tanpa bekal apapun. Saat itu dia hanya membawa jaket, ponsel dan rokok. “Sejak awal memang tidak mau ke atas, tahu-tahu tersesat. Sekarang lebih baik tapi belum fit 100%,” katanya.

Selama dinyatakan hilang dia terus berdoa. Sabtu (24/2/2018) dia berusaha untuk kembali turun. Sampai akhirnya ia ditemukan tertidur di pinggir jalur pendakian pos dua Sri Manganti Merapi, Minggu (25/2/2018) siang.

Terlepas dari permasalahan ini, baik Warsito maupun istrinya, Indri, akan mengambil khikmah sedalam-dalamnya. Mereka akan memperbaiki kualitas hidup dan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Ilahi.

“Sementara saya tidak buka salon dulu. Meskipun banyak kebutuhan. Saya fokus menjaga suami saya dulu dan memperbanyak ibadah,” ujar Indri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif