Soloraya
Minggu, 25 Februari 2018 - 19:35 WIB

SOLO SURGA KULINER GUKGUK : Banyak Tanggapan Miring, Penjual Pilih Tutup Kuping

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anjing berada di dalam kerangkeng yang siap di jual untuk konsumsi di pasar Tomohon, Sulawesi Utara. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Penjual kuliner gukguk di Solo memilih tak menggubris berbagai tanggapan miring soal barang dagangan mereka.

Solopos.com, SOLO — Penjual kuliner daging anjing atau gukguk di Solo memilih tutup mata dan telinga alias tak menggubris berbagai tanggapan miring yang ditujukan kepada mereka.

Advertisement

Salah seorang penjual rica gukguk di wilayah Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Vian, tak mempersoalkan tanggapan orang yang menilai bahaya jika mengonsumsi daging anjing. Yang jelas, tutur dia, selama bertahun-tahun dirinya berjualan rica-rica gukguk tidak pernah mendapati keluhan dari pembeli atau pelanggan terkait penyakit rabies.

Vian menceritakan sekitar tiga bulan lalu ada petugas Pemkot Solo yang mengambil sampel otak anjing yang akan digunakan untuk bahan rica-rica. Hingga kini belum ada informasi dari Pemkot Solo soal hasil pemeriksaan kandungan otak anjing itu.

Baca:

Advertisement

Oleh karena itu, Vian menganggap bahan baku daging dan organ tubuh lain pada anjing yang dia masak tidak mengandung virus rabies. “Selama saya belum lahir orang tua saya sudah berjualan rica-tica gukguk dan tidak pernah ada laporan soal rabies. Toh yang selama ini dipotong itu adalah anjing sehat, kalau tidak sehat ya tidak saya beli,” kata Vian.

Vian mengaku menggunakan anjing yang disembelih untuk kulinernya. “Kami yang jual intinya tidak pernah memaksa, kalau ada yang beli ya mangga kalau tidak juga tidak apa-apa. Tanggapan tiap orang kan beda-beda soal kuliner daging anjing ini, termasuk di antara para penjual,” jelas Vian saat diwawancara Solopos.com, Minggu sore.

Vian setiap harinya kurang lebih menggunakan daging anjing hingga enam ekor untuk diolah menjadi kuliner rica-rica. Sebagaimana diinformasikan, belakangan ini sejumlah komunitas peduli anjing di Solo gencar mengadakan aksi menolak jual-beli daging anjing. Penolakan itu didasarkan pada berbagai temuan di masyarakat mengenai cara pengolahan daging yang tidak sehat hingga tindak kekejaman terhadap anjing.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif