Soloraya
Minggu, 25 Februari 2018 - 19:45 WIB

KISAH SUGIYEM: “Mengalah” Demi Ayam, Lansia Klaten Pilih Tidur di Luar Rumah

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sugiyem memberi makan anjing kesayangannya bernama Itut di sekitar rumahnya di tepi Kali Woro, Dukuh Nglinggang, Desa Borangan, Manisrenggo, Klaten, Jumat (23/2/2018). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Kisah wanita lansia asal Klaten Sugiyem yang memilih hidup bersama ayam dan anjing.

Solopos.com, KLATEN – Lansia asal Dukuh Nglinggang, Desa Borangan, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, Sugiyem, lebih memilih tidur di luar rumah utamanya demi “mengalah” untuk ayam-ayamnya. Nenek-nenek berusia 75 tahun ini membiarkan belasan ayamnya tidur di tempat yang lebih hangat.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Jumat (23/2/2018), Sugiyem tinggal di tepi Kali Woro yang berhulu di puncak Gunung Merapi. Rumahnya berukuran sekitar 5 meter x 2,5 meter, berdinding batako, berlantai tanah, dan berdiri di tanah kas desa yang dikelilingi persawahan.

Sugiyem memilih tak tidur di dalam rumah tersebut. Ia tidur di samping rumahnya berupa bangunan berdinding batako tanpa pintu beralaskan karung goni dan beratapkan genting.

Advertisement

Sugiyem memilih tak tidur di dalam rumah tersebut. Ia tidur di samping rumahnya berupa bangunan berdinding batako tanpa pintu beralaskan karung goni dan beratapkan genting.

(Baca Juga: Kisah Sugiyem, Nenek-Nenek Asal Klaten Hidup Bersama Ayam & Anjing)

Rumah utamanya digunakan untuk tidur belasan ayam saat malam. Rumah tersebut diterangi satu lampu yang dihubungkan sumber listrik dari penerangan jalan umum (PJU).

Advertisement

Sugiyem hidup mengandalkan pemberian orang lain. “Penting isa nempur secangkir penting ora maling [Yang penting bisa membeli beras secangkir yang penting tidak mencuri],” tutur dia.

Tetangga biasanya memberi makanan, sembako, serta uang.

Penyayang Binatang

Advertisement

Sugiyem dikenal sebagai penyayang binatang terutama anjing dan ayam-ayam yang saban hari menemaninya. Lantaran hal itu, Sugiyem rela tidur berselimut hawa dingin. Jumlah ayamnya pernah mencapai 40an ekor.

Namun, jumlahnya menyusut menjadi 15 ekor lantaran dimakan garangan serta dicuri orang. “Ia tidak mau menjual ayam-ayamnya untuk sekadar membeli kebutuhan makan saking sayangnya terhadap hewan,” kata kerabat Sugiyem, Tukiman.

Bukan hanya ayam, Sugiyem juga hidup dengan seekor anjing yang dinamai Itut. Sugiyem seolah tak terpisahkan dengan Anjingnya. Bahkan, Sugiyem menganggap Itut sebagai anaknya sendiri.

Advertisement

Sugiyem mengaku tak memiliki suami. Adiknya sudah meninggal dunia bertahun-tahun lalu. Hidup mandiri bertemankan anjing dan ayam menjadi pilihan Sugiyem. Beragam ajakan sudah dilakukan Tukiman agar Sugiyem mau tinggal di rumahnya. Namun, nenek itu berkeras tinggal sendiri. “Tiga hari ini sudah tidur di tempat saya karena lampu mati. Tidurnya ya di emperan rumah. Tidak mau masuk,” kata Tukiman.

Advertisement
Kata Kunci : Kisah Tragis Kisah Unik
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif