Jateng
Jumat, 23 Februari 2018 - 20:50 WIB

PILKADA 2018 : Disambut Pesimistis Bisa Entaskan Kemiskinan, Ini Jawaban Sudirman Said...

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tokoh antikorupsi Indonesia yang juga calon gubernur Jateng Sudirman Said. (Okezone.com-Heru Haryono)

Pilkada atau tepatnya Pilgub Jateng diwarnai janji Sudirman Said untuk pangkas kemiskinan di Jateng.

Semarangpos.com, SEMARANG — Janji calon gubernur Jawa Tengah Sudirman Said untuk menurunkan angka kemiskinan di Jateng jika nanti memenangi pilkada atau tepatnya Pilgub Jateng 2018 disambut dengan nada pesimistis dari sebagian kalangan. Kendati demikian, cagub yang diusung PKB, PAN, PKS, dan Partai Gerindra itu memiliki keyakinan kuat bisa melaksanakan tugasnya tersebut.

Advertisement

“Kalau pemimpin tidak bisa melakukan perubahan, buat apa memimpin?” jawab Sudirman saat bersilahturahmi dengan pimpinan dan pengurus partai pengusungnya di Banyumas, Jateng, seperti dikutip dari siaran pers tim media Sudirman Said, Jumat (23/2/2018).

Tokoh antikorupsi Indonesia yang berperngalaman sebagai eksekutif sejumlah perusahaan terkemuka itu sebelumnya telah menyatakan keyakinan untuk memangkas angka kemiskinan di Jateng dari 12,23% menjadi 6%. Janji itu, menurut dia akan diwujudkan dalam jangka lima tahun masa pemerintahannya jika kelak dipercaya menjadi gubernur di Jateng.

Mantan menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang terlibas reshuffle kabinet sesaat setelah menguak skandal Papa Minta Saham PT Freeport Indonesia itu optimistis bisa menunaikan janji kerjanya tersebut, meskipun diakuinya banyak yang pesimistis. Keyakinan itu tak lain karena dirinya sering kali terlibat dalam perubahan yang mustahil.

Advertisement

Ia mencontohkan saat di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias, misalnya,  bersama Kuntoro Mangkusubroto, dirinya berhasil menyelesaikan pembangunan lebih dari 125.000 rumah penduduk dalam jangka waktu empat tahun. Selanjutnya, saat menjadi menteri ESDM dirinya mampu membubarkan Petral, perusahaan yang menjadi perantara impor BBM. Dengan pembubaran Petral, negara setidaknya bisa menghemat Rp12 triliun/tahun.

“Sebelumnya, pembubaran Petral dianggap hal yang mustahil karena merupakan mafia migas yang di-back up orang-orang kuat,” tutur Sudirman.

Menurut Sudirman, perubahan itu tergantung kepada pemimpinnya. Jika pemimpinnya bersih, tidak memiliki kepentingan pribadi, maka perubahan bisa dilakukan. “Tapi kalau pemimpinnya memiliki kepentingan pribadi dan kelompok, maka perubahan adalah hal yang mustahil,” tutur Sudirman.

Advertisement

Sudirman menambahkan seluruh janji kerjanya, termasuk membuka lima juta lapangan kerja, dan mencetak satu juta wirausahawan perempuan, hanya bisa dilakukan jika ada pemerintahan yang bersih. “Kami ingin membuat Jateng mukti tanpa korupsi,” tegas Sudirman.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif