Soloraya
Kamis, 22 Februari 2018 - 08:00 WIB

Gara-Gara Lihat Kepala Anjing di Panci, Fredy Ogah Konsumsi Kuliner Gukguk Lagi

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anjing berada di dalam kerangkeng yang siap di jual untuk konsumsi di pasar Tomohon, Sulawesi Utara. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Kota Solo dikenal sebagai surga kuliner olahan daging anjing.

Solopos.com, SOLO – Deretan warung tenda menjual olahan daging anjing mudah dijumpai di Kota Solo. Dulu, Fredy warga Solo adalah pengonsumsi daging anjing.

Advertisement

Dia biasa makan satai jamu, rica-rica, hingga tongseng anjing. Semuanya berbahan daging anjing. Sampai suatu saat, ketika makan di warung di Jogja, dia menyaksikan kepala anjing di panci. Dia begidik.

“Awalnya dulu waktu makan [daging anjing] biasa aja. Lalu waktu di Yogyakarta, saya makan [daging anjing] di sana. Di dalam pancinya ada kepala anjing, terus jadi gimana gitu. Akhirnya mulai baca-baca tentang bahaya daging anjing dan tergeraklah untuk lebih aktif dan mempelajarinya,” ujar Fredy saat ditemui Solopos.com, Kamis (1/2/2018).

Advertisement

“Awalnya dulu waktu makan [daging anjing] biasa aja. Lalu waktu di Yogyakarta, saya makan [daging anjing] di sana. Di dalam pancinya ada kepala anjing, terus jadi gimana gitu. Akhirnya mulai baca-baca tentang bahaya daging anjing dan tergeraklah untuk lebih aktif dan mempelajarinya,” ujar Fredy saat ditemui Solopos.com, Kamis (1/2/2018).

Sejak saat itu, dia menyetop kebiasaannya itu. Bahkan, kini dia jadi aktivis yang mengampanyekan penghentian konsumsi daging anjing.

Baca Juga:

Advertisement

Di Solo, warung satai jamu, sengsu (oseng-oseng asu) hingga rica-rica gukguk bertebaran di berbagai sudut kota. Ada warung yang besar, ada juga yang kecil. Pengonsumsinya juga tidak kalah banyak.

Ancaman Konsumsi Anjing

Ada ancaman dalam bisnis ini. Anjing merupakan hewan yang bertaring dan berkuku tajam. Taring dan kuku tersebut mengandung bibit penyakit karena digunakan untuk menerkam dan mencabik mangsanya. Dalam dagingnya pun terdapat cacing pita.

Advertisement

Apabila cacing pita masuk ke dalam tubuh maka orang itu akan mudah terserang anemia, diare, peradangan otak, dan sebagainya.

Sahabat Anjing Surakarta juga menyoroti ancaman penyakit yang lebih mengerikan yaitu rabies. Menurut Ketua Sahabat Anjing Surakarta, Mustika Chendra Purnomo yang akrab disapa Meme kepada Solopos.com, orang yang mengonsumsi daging anjing lebih berisiko terkena rabies daripada orang yang digigit anjing.

Karena penyakit rabies tersebut masuk ke dalam tubuh manusia secara langsung. Jika pada tahap awal, orang tersebut dapat diberi vaksin.

Advertisement

Tetapi jika sudah terlambat, kematianlah yang akan terjadi karena obat rabies ini belum ditemukan. Jika satu orang saja yang terjangkit rabies, akan terjadi kehebohan sebagaimana terjadi di Bali beberapa waktu lalu.

Walau Provinsi Jawa Tengah masih aman dari rabies, melihat perkembangan jual-beli daging anjing yang marak, perlu ada kewaspadaan.

Sahabat Anjing Surakarta mengharapkan pemerintah secepat mungkin memikirkan kesehatan masyarakat. Mereka merekomendasikan pembuatan peraturan tentang larangan pedagangan daging anjing.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif