Jogja
Rabu, 21 Februari 2018 - 19:43 WIB

Bakal Ada Taman Lampion di Ketandan

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melintas di Kampung Ketandan Jogja. (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Pekan Budaya Tionghoa segera digelar.

Harianjogja.com, JOGJA–Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) tahun ini kembali digelar. Acara tahunan untuk merayakan Imlek ini akan berlangsung selama selama tujuh hari, mulai 24 Februari sampai 2 Maret mendatang.

Advertisement

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya PBTY akan diawali dengan karnaval barongsai dari berbagai daerah di sepanjang Jalan Malioboro hingga Alun-alun Utara pada Sabtu (24/2) malam. Namun, kali ini panitia menyediakan taman lampion Imlek Light Festival.

Lokasi taman lampion berlokasi di Jalan Ketandan, tepatnya di belakang Ramayana sisi timur. “PBTY XIII kami menghadirkan taman lampion bagi para pengunjung untuk bersantai bersama keluarga tercinta. Kami berharap pengunjung mendapat suasana yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,” kata panitia PBTY ke-13, Gutama Fantoni, dalam jumpa pers di Balai Kota Jogja, Rabu (21/2/2018).

Taman lampion akan dibuka setiap malam selama PBTY berlangsung. Namun untuk masuk ke taman lampion pengunjung harus membeli tiket terlebih dahulu Rp20.000 untuk sekali masuk. Fantoni mengaku terpaksa memberlakukan tiket karena taman lampion bukan hanya dikelola panitia, melainkan bekerjasama dengan pihak ketiga.

Advertisement

Secara umum, kata Fantoni, taman lampion terinspirasi dengan taman lampion di Kaliurang dan Prambanan. “Tapi pasti ada bedanya, dengan tema khusus Imlek,” ujar dia. Ia berharap keberadaan taman lampion menjadi daya tarik bagi wisatawan yang hobi swapoto.

Sementara itu, selama PBTY berlangsung di sepanjang Jalan Ketandan juga disediakan stan kuliner. Pengisi stan kuliner tidak hanya menyajikan makanan khas Tionghoa, namun juga berbagai makanan nusantara. Total sudah ada 149 stan yang tersedia, lebih banyak dari tahun lalu 120 stan.

Dari kawasan yang sama juga ada panggung hiburan penampilan naga dan barongsai setiap hari di eks kampus UPN, hiburan musik di belakang Hotel Melia Purosani, lomba bahasa mandari, karaoke mandarin, workshop melukis kepala wayang potehi, pentas wayang potehi.

Advertisement

Sehari sebelum PBTY dibuka, panitia menggelar festival dragon di Jogja City Mall yang diikuti 12 grup dari Semarang, Solo, Jogja, dan Banten. Enam terbaik nantinya yang akan mengikuti karnaval pembukaan PBTY di Jalan Malioboro. Humas PBTY ke-13, Roy Setyanto mengatakan panitia membatasi peserta karnaval sampai 20 grup kesenian agar pembukaan yang rencananya dihadiri Gubernur DIY Sultan HB X itu tidak terlalu malam.

Gama Fantoni menambahkan, PBTY bukan hanya milik keturunan Tionghoa, melainkan untuk semua masyarakat Indonesia. Setiap acara PBTY selalu diisi ragam budaya dari berbagai daerah. Meskipun PBTY untum memperingati Imlek, namun berbagai kesenian nusantara ikut memeriahkan.
Caption:

Panitia PBTY ke-13 saat memberikan keterangan kepada awak media di Balai Kota Jogja, Rabu (21/2)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif