News
Selasa, 20 Februari 2018 - 15:54 WIB

TRANSPORTASI ONLINE: Menumpang Taksi Online Tanpa Transaksi di Bandara Adi Soemarmo, Pria Ini Kena Labrak

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi transportasi online (gov.ph)

Meski sudah keluar dari bandara dan hanya menumpang driver taksi online tanpa transaksi online, pria ini tetap kena labrak

Solopos.com, SOLO – Perseteruan antara penumpang pesawat di Bandara Adi Soemarmo dengan oknum petugas di bandara menjadi viral di Facebook, Selasa (20/2/2018). Penumpang tersebut bercerita tentang persekusi yang ia dapatkan dari oknum petugas yang mengaku dari pihak bandara.

Advertisement

Cerita perseteruan tersebut diunggah pengguna akun Facebook Sari Hardiyanto, Selasa pagi pukul 06.29 WIB. Hingga Selasa siang pukul 14.30 WIB, unggahan tersebut sudah dibagikan ulang lebih dari 5.131 kali dan dikomentari lebih dari 5.000 akun media sosial (Medsos).

Cerita tersebut terjadi pada Jumat (16/2/2018) malam kurang lebih pukul 19.30 WIB. Sari Hardiyanto dan istrinya baru datang dari Jakarta. Hardiyanto langsung berinisiatif memesan taksi online dari dalam bandara. Namun usahanya sia-sia, sopir taksi online tidak mau mengambil penumpang di dalam bandara. (baca: Kuota Taksi Online Jogja Ditetapkan April

Advertisement

Cerita tersebut terjadi pada Jumat (16/2/2018) malam kurang lebih pukul 19.30 WIB. Sari Hardiyanto dan istrinya baru datang dari Jakarta. Hardiyanto langsung berinisiatif memesan taksi online dari dalam bandara. Namun usahanya sia-sia, sopir taksi online tidak mau mengambil penumpang di dalam bandara. (baca: Kuota Taksi Online Jogja Ditetapkan April

Hardiyanto memutuskan berjalan keluar. Di depan bandara, Hardiyanto kembali memesan taksi online, namun sopir yang tersambung masih menolak karena tak berani mengambil penumpang meski di luar bandara. Hardiyanto pun mencoba menelepon taksi konvensional, namun sopir taksi konvensional hanya berani menjemput kalau Hardiyanto mau kembali berjalan masuk bandara.

Hello, kami pun terpaksa membatalkan, karena malas apabila harus kembali berjalan masuk ke bandara yang jaraknya lumayan jauh,” tulis Sari Hardiyanto.

Advertisement

“Karena risih dan janggal, kami pun berjalan menjauh dari bandara meskipun waktu itu jalan depan bandara tengah banjir. Saya dan istri pun harus berjalan di tengah jalan untuk menghindari genangan. Kami berjalan menjauh dari bandara menuju pemukiman.” tambah Sari Hardiyanto.

Setelah berjalan cukup jauh, Hardiyanto berada di perempatan Mangu daerah Boyolali. Dia merasa jaraknya sudah cukup jauh untuk kembali memesan taksi online. Ia berusaha memesan sembari beristirahat di sebuah minimarket.

Saat istirahat itu Hardiyanto merasa masih dikuntit pria-pria tak dikenal. Ia menjelaskan ada dua pria berpakaian warna cokelat. Keduanya menunggu dan mengawasi dari sepeda motor di area gelap dekat lampu merah.

Advertisement

Meski merasa sudah cukup jauh dari bandara, pesanan Hardiyanto kembali ditolak sopir taksi online. Alasannya masih sama. Saat beristirahat di minimarket, Hardiyanto berbincang dengan seorang pria  salah satu pelanggan minimarket yang berhenti dengan mobilnya.

Setelah berbincang, Hardiyanto mengetahui pria tersebut adalah pengemudi taksi online. Terjadilah transaksi tanpa menggunakan aplikasi. Saat Hardiyanto dan istrinya baru naik mobil, kecurigaan mereka tentang pria-pria tak dikenal itu terbukti. Mobil langsung digedor, semua penumpangnya diminta turun.

“Taksi online tidak boleh mengambil penumpang di sini,” tulis Sari hardiyanto mengulangi perkataan oknum tak dikenal itu.

Advertisement

Setelah terlibat adu mulut, Hardiyanto, istrinya, dan sopir taksi online itu digiring ke sebuah pos yang disebut dengan kantor bandara. Di pos tersebut berlangsung perdebatan mengenai larangan memesan taksi online atau taksi online tak boleh mengambil penumpang di area sekitar bandara.

Hardiyanto yang terus menanyakan aturan resmi, aturan tertulis, atau imbauan terkait larangan tersebut. Namun, oknum petugas bandara itu tak memberi jawaban yang jelas. Hargiyanto dan istri yang terus diintimidasi akhirnya berjalan menjauhi pos, meninggalkan sopir taksi online.

Pengalaman Sari Hardiyanto itu ramai dikomentari warganet. Beberapa komentar yang terpantau Solopos.com bernada mengecam tindakan oknum pegawai Bandara Adi Soemarmo, namun ada juga komentar yang menyarankan lebih baik naik taksi bandara.

Berikut cerita perseteruan tersebut yang diunggah pengguna akun Facebook Sari Hardiyanto

https://www.facebook.com/sari.hardiyanto/posts/10210909219667500

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif