Jogja
Selasa, 20 Februari 2018 - 13:40 WIB

BANDARA KULONPROGO : Ini Peran Pemda DIY Dalam Proyek NYIA

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peletakan batu bata pertama NYIA (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Pemda nyatakan turut andil untuk sukseskan NYIA.
Harianjogja.com, JOGJA–Meskipun pengerjaan proyek New Yogyakarta International Airport (NYIA) sepenuhnya di bawah kewenangan PT Angkasa Pura 1, tapi Pemerintah Daerah (Pemda) DIY memiliki andil tersendiri dalam menyukseskan keberadaan bandara baru itu.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Tavip Agus Rayanto mengungkapkan peran Pemda DIY dalam pembangunan NYIA berkaitan dengan tata ruang dan analisis dampak lingkungan.
Ia menambahkan, peran lainnya adalah dalam hal warga terdampak. Tavip menyebut masih ada permasalahan tanah wakaf dan makam. Tim Percepatan Pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan DIY berusaha mengakselerasi penyelesaian masalah tersebut. Hal tersebut perlu dikebut sebelum Maret 2018 berakhir, sebab izin penetapan lokasi (IPL) NYIA habis pada waktu tersebut.
“Rapat terakhir akan dilakukan konsinyering dua hari untuk menyelesaikan permasalahan? itu dengan melibatkan lintas sektor. Kalau IPL habis maka harus dimulai dari awal karena itu berusaha dipercepat,” ucap Tavip di ruang kerjanya, Senin (19/2/2018).
Peran Pemda DIY juga terlihat dari rencana pembangunan? airport city guna menunjang keberadaan NYIA.  Walaupun yang akan membangun nantinya adalah pihak swasta, tapi Pemda DIY perlu mengatur terkait dengan konversi lahan. Apalagi, sebutnya, harga tanah di sana sudah mulai mahal.
Selain itu, lanjut Tavip, Pemda DIY juga melakukan fasilitasi terkait rencana pengadaan rel kereta api yang akan menuju NYIA dari Kedundang. “Support Pemda terkait rapat koordinasi dengan BPN, dinas perhubungan dan kementerian teknis.”
Pemda DIY, imbuh Tavip, juga mempersiapkan tenaga kerja lokal agar bisa terserap di NYIA. Ia menyatakan Dinas Ketengakerjaan dan Transmigrasi DIY telah diminta melakukan pelatihan dan menanyakan ke PT Angkasa Pura 1 terkait kebutuhan tenaga satpam dan tenaga kasar. Setelah itu Disnaker merintis pelatihan supaya skill tenaga kerja jadi meningkat. “Kalau tidak digitukan, nanti Angkasa Pura hanya nyari yang kompeten tapi bukan orang asli.” (Adv)

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif