News
Sabtu, 17 Februari 2018 - 09:20 WIB

UGM Mantapkan Pengiriman Mahasiswa ke Asmat

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Universitas Gajah Mada (UGM)

Pengiriman mahasiswa dalam bentuk KKN

Harianjogja.com, SLEMAN-Universitas Gadjah Mada (UGM) akan memantapkan pengiriman mahasiswa ke Kabupaten Asmat, Papua dalam bentuk program KKN. Mahasiswa yang dikirim akan diseleksi lebih dahulu dengan mengedepankan kompetensi di bidang medis.

Advertisement

Sekretaris Direktorat Pengabdian Masyarakat UGM Rachmawan Budiarto menjelaskan, UGM akan merencanakan program lanjutan usai pengiriman Tim Disaster Respons Unit (Deru) ke Agats, Kabupaten Asmat Papua, beberapa waktu lalu. Bentuknya pengiriman mahasiswa, salah satunya melalui program KKN dengan tema kesehatan. Selain itu, jika memungkinkan akan mengombinasikan KKN dengan program non-KKN.

“Jadi KKN tetapi dengan tema utama kesehatan, baru ditentukan jumlah unitnya, yaitu satu unit. Satu unit bisa terdiri atas 20 sampai 30 mahasiswa. Namun, UGM juga sedang menggodok kombinasi dengan program UGM yang non-KKN lainnya,” terangnya, Kamis (15/2/2018).

Ia menambahkan, berdasarkan identifikasi yang sudah dilakukan tim Deru di Asmat memang membutuhkan dukungan tim kesehatan. Hanya saja proses tempat tinggal mahasiswa harus di setiap distrik atau tidaknya masih dalam pembahasan. Mengingat untuk mencapai beberapa distrik terjauh masih butuh waktu hitungan jam dan tidak bisa dijangkau dengan speed boat, tetapi harus memakai perahu.

Advertisement

Jika pada tahap pertama bisa berjalan baik maka akan diteruskan pada tahap berikutnya dengan sistem reguler. Akan tetapi pihaknya harus mempertimbangkan banyak hal jika mengirim tim KKN ke Asmat, salah satunya berkaitan dengan malaria yang harus diantisipasi.

Tak hanya itu, kata dia, air bersih juga sulit didapat karena masyarakat hanya mengandalkan air tadah hujan yang disimpan di bak penampungan. Hal itu akan menjadi persoalan tersendiri yang harus dihadapi tim KKN jika mengirim mereka di waktu musim kemarau.

“Tentu akan diseleksi [mahasiswa yang dikirim], selain kompetensi yang dimiliki juga harus sehat, karena banyak pertimbangan tadi,” ungkap dia.

Advertisement

Ia menambahkan, sebenarnya UGM selalu mengirimkan mahasiswa KKN dari Sabang sampai Merauke. Namun, untuk Papua tidak pernah mengirimkan dalam jumlah unit yang besar karena biaya operasional untuk mengirim mahasiswa ke sana sangat besar.

Pengiriman juga memprioritaskan sesuai permintaan pemerintah daerah setempat dengan menyasar wilayah yang paling penting untuk didatangi. Permintaan pemerintah daerah untuk didatangi KKN UGM di 2018 ini mencapai 373 wilayah di seluruh Indonesia.

“Agats ini termasuk kami anggap penting, sehingga kami berorientasi untuk mengirim mahasiswa ke sana,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif