Soloraya
Sabtu, 17 Februari 2018 - 20:35 WIB

PENGANIAYAAN SOLO : Bocah Disekap Ayah Tiri di Hotel, Begini Kronologi Pengungkapannya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Losmen Wismantara di Jl. R.M. Said No. 91 Kelurahan Punggawan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Sabtu (17/2/2018) siang. (Mahardini Nur Afifah/JIBI/Solopos)

Penyekapan bocah oleh calon ayah tirinya terungkap berkat teriakan lirih dari kamar nomor 11 Losmen Wismantara, Solo.

Solopos.com, SOLO — Losmen Wismantara di Jl. R.M. Said No. 91 Kelurahan Punggawan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Sabtu (17/2/2018) siang, itu lengang. Sehari sebelumnya losmen itu ramai didatangi polisi setelah ada laporan seseorang berteriak lirih dari dalam kamar nomor 11.

Advertisement

“Waktu kejadian kemarin [Jumat, 16/2/2018], saya baru datang. Di sini sudah ada ramai-ramai. Polisi juga banyak,” tutur laki-laki paruh baya itu membuka obrolan dengan wartawan yang bertandang ke sana.

Teriakan itu ternyata dari seorang anak balita laki-laki. Dia ditemukan dalam kondisi tangan dan kaki terikat  tali rafia, serta lakban menutupi mulutnya.  (Baca: Sadis! Anak Balita Disiksa Ayah Tiri di Hotel, Tangan dan Kaki Diikat)

Advertisement

Teriakan itu ternyata dari seorang anak balita laki-laki. Dia ditemukan dalam kondisi tangan dan kaki terikat  tali rafia, serta lakban menutupi mulutnya.  (Baca: Sadis! Anak Balita Disiksa Ayah Tiri di Hotel, Tangan dan Kaki Diikat)

Salah satu tamu penginapan tersebut yang menempati kamar nomor 2 di seberang kamar nomor 11, Sri, mengaku sedang duduk santai sambil menonton televisi tabung 21 inci sekitar pukul 13.30 WIB, Jumat itu. Saat itu Sri mendapati pegawai hotel sif pagi, Joko Prasetyo, mondar-mandir empat kali ke deretan kamar bagian belakang hotel.

Ia ikut gusar sewaktu Pras, sapaannya, bilang mendengar teriakan bocah kecil dari tempat jaganya di pojok depan sebelah kanan hotel. “Teriakannya itu enggak jelas. Kayak ‘o’, atau ‘om’, atau ‘tolong’ begitu. Saya pikir anak belakang kompleks yang kadang main di atap belakang. Penasaran, saya ikut melihat ke sana bareng tamu kamar pojokan,” terangnya.

Advertisement

Ia kemudian putar otak mencari cara mengecek kondisi di dalam kamar lantaran pintu ruangan terkunci gembok dari luar. Dibantu penjaga hotel dan satu tamu lain yang menumpuk dua meja tamu kecil, Sri memanjat tumpukan meja tersebut dan mengintip ventilasi kaca di bagian depan kamar.

“Waktu itu langsung makdeg [deg-degan]. Pikiran langsung macam-macam melihat anak kecil ditinggal sendirian di dalam kamar minta tolong. Naluri saya langsung ke depan panggil bantuan orang kampung. Saya suruh ngecek sama polisi. Takut ada apa-apa, nanti keliru,” ujar dia.

Setelah ia kembali ke dalam, penjaga penginapan berhasil membuka kamar nomor 11. Waktu ditemukan, bocah laki-laki itu dalam kondisi duduk selonjor di dipan tanpa kasur dengan tangan terikat tali rafia. Sedangkan alat perekat (lakban) bening bekas digunakan untuk menyumpal mulut bocah itu sudah melorot sampai ke dagu.

Advertisement

Di foto yang ditunjukkan dari telepon genggam Sri, di beberapa bagian wajah bocah laki-laki yang dibalut kaus longgar dewasa berwarna abu-abu muda itu juga lebam. Bocah tersebut sempat takut melihat Sri dan penghuni hotel lainnya masuk kamar tersebut.

“Saya tanyain kayak anak depresi. Takut melihat orang. Saya bilang, ‘Kakak enggak mukul. Adik namanya siapa? Haus ya?’ Anaknya mengangguk terus dikasih minum. Setengah botol [air mineral] habis waktu itu,” bebernya.

Selang 15 menit, tiga penghuni lain dari kamar nomor 11 yakni seorang perempuan lanjut usia berkursi roda, Aji, dan Iwan, datang ke tempat itu. Mereka kaget beberapa orang ada di depan kamar mereka. Tak berapa lama disusul petugas Polsek Banjarsari yang ikut datang ke sana.

Advertisement

Dari keterangan polisi, anak tersebut diduga dianiaya dua kakak beradik Dedi Loe Wie Wie, 32, calon ayah tiri korban, dan calon paman tiri korban, Iwan Winardi, 22. Mereka berdua digelandang ke Mapolsek Banjarsari.

Kedua orang tersebut langsung ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan. Sementara ibu korban yang tidak berada di tempat kejadian perkara namun diduga mengetahui kejadian tersebut, Maria, masih diselidiki petugas dan statusnya saksi.

Kerabat tersangka, Aji, saat ditemui wartawan di Wismantara, masih menempati kamar nomor 11. Ia merawat neneknya yang sedang terbaring di salah satu ranjang kamar itu. Aji mengatakan keluarganya tengah merayakan Tahun Baru Imlek di Kota Bengawan.

“Kemarin kami keluar buat Imlek. Anaknya memang diikat. Kalau dibiarin di kamar, takutnya nanti kena listrik. Kami sengaja tinggal soalnya anaknya nakal banget,” katanya.

Penjaga hotel, Widodo, mengatakan kamar nomor 11 ditempati tiga orang. Ia menunjuk Aji, Iwan, dan seorang perempuan lansia yang kondisi fisiknya tidak prima tersebut.

“Kami enggak tahu ada anak kecil di situ. Kapan masuknya juga tidak jelas. Karena yang selama beberapa hari tinggal di situ yang nenek-nenek itu sama dua anak muda perawatnya,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif