News
Sabtu, 17 Februari 2018 - 04:20 WIB

Media dan TIK Dinilai Menjadi Guru Ketiga di Masa Kini

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemaparan Materi Aristo Rahardi di hadapan peserta pelatihan penyusunan rancangan model media pembelajaran di P4TK Seni dan Budaya Yogyakarta, Kamis (15/2/2018). (IST/Dok Sutanto, peserta pelatihan)

Guru bukan lagi menjadi satu satunya sumber belajar utama

Harianjogja.com, SLEMAN-Media dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dinilai sebagai guru ketiga saat ini lantaran pengaruhnya lebih besar dari guru pertama (orang tua) dan guru kedua (guru di sekolah). Guru bukan lagi menjadi satu satunya sumber belajar utama.

Advertisement

Hal tersebut dikemukakan Kepala Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan (BPMRP) Kemdikbud Yogyakarta Aristo Rahardi di hadapan peserta pelatihan penyusunan rancangan model media pembelajaran di P4TK Seni dan Budaya Yogyakarta, Kamis (15/2/2018) .

Ketua Asosiasi Pengembang Teknologi Pembelajaran Indonesia (APTPI) wilayah DIY- Jateng Akhir Lusono selaku penyelenggara menjelaskan, pelatihan yang menghadirkan tiga narasumber yakni Aristo Rahardi (Kepala BPMRP), Ariawan Agung Nugroho (Dosen UNY), dan Sunarto (PTP madya BPMRP).  “Pelatihan diikuti sekitar 120 peserta,” ujar dia dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Kamis (15/2/2018).

Peserta-peserta itu berasal dari Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) P4TK Seni dan Budaya Yogyakarta, P4TK Malang,  Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret (UNS),  Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (BTKP) DIY, BPMRP Kemdikbud Yogyakarta, Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Surakarta, LPMP Yogyakarta, LPMP Papua,  LPMP lampung,  serta Guru TK, SD, SMP,  SMA, SMK dari DIY, Jateng, dan Jatim.

Advertisement

“Selain itu kami juga mengundang perwakilan dari MGMP Seni Budaya Prakarya MTs DIY,” imbuh dia.

Menurut Akhir Lusono, pelatihan dilaksanakan dalam rangka peningkatan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan merancang model media pembelajaran bagi para pemangku jabatan fungsional PTP,  pendidik, tenaga kependidikan serta mahasiswa.

Narasumber kegiatan, Aristo menjelaskan pendidikan saat ini makin pelik sehingga tidak bisa digarap satu profesi saja, tetapi butuh sinergi antara pendidik, tenaga kependidikan, pakar IT  dan lain-lain. Ada kesamaan tugas antara PTP, guru, Widyaiswara yaitu mengajar.

Advertisement

“Pengertian mengajar bukan lagi mentransfer ilmu, tetapi lebih kepada bagaimana membuat orang menjadi belajar. Tujuan pembelajaran harus dapat diukur, jadi tujuan haruslah operasional,” ungkap dia.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif