Soloraya
Jumat, 16 Februari 2018 - 13:10 WIB

Bersihkan Alun-Alun Sragen dari PKL, Bupati Yuni Kembali Ajak Dialog

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PKL Alun-alun Sragen berunjuk rasa di depan Kompleks Setda Sragen, Selasa (13/2), menuntut agar dibolehkan kembali berjualan di alun-alun. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Bupati Yuni bakal melakukan dialog agar pedagang mau memahami maksud Pemkab.

Solopos.com, SRAGEN — Polemik revitalisasi Alun-alun Sragen sebagai open space yang bebas dari aktivitas pedagang kaki lima (PKL) terus bergulir. Setelah Selasa (13/2/2018) pedagang tak memenuhi undangan Pemkab untuk berdialog, Pemkab kembali menjadwalkan mediasi pada Senin (19/2/2018) depan.

Advertisement

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati siap menemui pedagang. “Nanti perwakilan [pedagang] hari Senin akan menghadap. Kami sudah sampaikan bahwa audiensi dipersilahkan hari Senin. Tidak perlu bawa banyak orang. Yang terpenting ada perwakilan para pedagang,” ujar dia, Kamis (15/2/2018).

Yuni mengedepankan pendekatan dialogis dalam program revitalisasi Alun-alun Sragen. Sebelumnya menurut dia jajaran Pemkab pun sudah berdialog dengan para pengurus paguyuban PKL Alun-alun Sragen.

Tapi, menurut Yuni, mungkin ada sebagian PKL yang tidak dilibatkan dalam proses itu sehingga mereka berunjuk rasa. “Ternyata mereka sendiri ada yang mungkin tak terakomodasi. Makanya Senin saya juga ingin tahu ada apa,” kata dia.

Advertisement

Di sisi lain Yuni menjelaskan Pemkab berusaha mempercepat penempatan para PKL ke Stadion Taruna. Sebab anggaran Rp750 juta sudah disiapkan. Diharapkan bulan April para pedagang sudah bisa berjualan di Stadion Taruna.

“Kami padatkan dari rencana [persiapan] 60 hari menjadi 40 an hari. Prosesnya dipercepat,” imbuh dia. Yuni menegaskan Alun-alun Sragen akan dikembalikan sesuai peruntukannya sebagai ruang publik terbuka (open space).

Area itu akan dilengkapi fasilitas penunjang ruang publik seperti kursi, taman, dan berbagai sarana lainnya. Air mancur yang sudah ada akan dipercantik, begitu juga tulisan Sragen akan dibuat agar bisa menyala malam hari.

Advertisement

Alun-alun tak boleh lagi digunakan sebagai tempat berjualan PKL. “Tahun ini ada proyek lanjutan revitalisasi alun-alun. Saya ingin nanti alun-alun bisa benar-benar menarik dan menjadi ikon bagi Kabupaten Sragen,” ujar dia.

Penjelasan senada disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Sragen, Dedy Endriyatno. Menurut dia sebenarnya Pemkab sudah mengedepankan pendekatan dialogis dalam proyek revitalisasi alun-alun sebagai ruang terbuka.

Pendekatan itu menurut dia akan terus dilakukan agar tak lagi muncul gejolak dari para pedagang. Diberitakan Solopos sebelumnya 100 an PKL Alun-alun Sragen berunjuk rasa menuntut dibolehkan berjualan di alun-alun.

Mereka merasa dirugikan sejak dilakukan revitalisasi alun-alun lantaran tak mendapat tempat baru berjualan yang layak. Pendapatan mereka anjlok sehingga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif