Jogja
Kamis, 15 Februari 2018 - 10:00 WIB

Pameran Sisa Rumah Terdampak Bandara Kulonprogo Dibatalkan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim dari Angkasa Pura I membongkar paksa rumah warga terdampak Bandara Kulonprogo namun belum dibongkar oleh pemiliknya, Senin (27/11/2017) pagi. (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Pameran yang diinisiasi oleh Solidaritas Teman Temon yang bertajuk “Tanah Istimewa” dibatalkan sepihak oleh pihak kepolisian

 

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Dengan dalih meresahkan, pemeran yang diinisiasi oleh Solidaritas Teman Temon yang bertajuk “Tanah Istimewa” dibatalkan sepihak oleh pihak kepolisian. Rencananya pameran seni ini dilangsungkan pada Rabu- Kamis (14-15/2) di Galeri Lorong, Dusun Jeblog, Desa Tirtonimolo, Kecamatan Kasihan Bantul.

Perwakilan Teman Temon, Himawan Kurniadi menuturkan pameran ini terpaksa dibatalkan karena ada permintaan dari Kepala Dukuh 03, Dusun Jeblog, Tirtonirmolo, Kasihan. Alasannya Kepala Dukuh 03 mendapatkan permintaan langsung dari Kapolsek Kasihan untuk menindaklanjuti laporan akan adanya kegiatan yang dianggap tidak pro dengan program pemerintah dan meresahkan.

Advertisement

Perwakilan Teman Temon, Himawan Kurniadi menuturkan pameran ini terpaksa dibatalkan karena ada permintaan dari Kepala Dukuh 03, Dusun Jeblog, Tirtonirmolo, Kasihan. Alasannya Kepala Dukuh 03 mendapatkan permintaan langsung dari Kapolsek Kasihan untuk menindaklanjuti laporan akan adanya kegiatan yang dianggap tidak pro dengan program pemerintah dan meresahkan.

“Kami juga tidak tahu siapa yang lapor meresahkan. Kepala Dukuh tidak menjelaskan,” katanya saat dikonfirmasi, Kamis (15/2/2018).

Padahal menurut Andi, penyelenggara pameran telah bersiap-siap, memajang karya di ruang pamer Galeri Lorong sejak pukul 10.00 hingga 14.00 WIB. Namun pada pukul 14.29 WIB, Kepala Dukuh 03 di Dusun Jeblok menelpon pihak Galeri Lorong untuk membatalkan acara pameran tersebut. Menanggapi hal itu, pihak Galeri Lorong segera bertemu dengan Kepala Dukuh untuk
mengkonfirmasi perihal permintaan pembatalan acara pada pukul 15.30 WIB.

Advertisement

Andi juga mengaku warga sekitar galeri juga tidak banyak yang tahu akan kegiatan tersebut. Sehingga pihaknya menyangsikan laporan meresahkan tersebut berasal dari warga. Menurutnya sejak galeri berdiri sekitar satu hingga dua tahun, belum ada satupun kegiatan yang dibatalkan karena alasan meresahkan. “Setahu saya baru pertama kali ini. Meskipun saya juga bukan pengelola galeri,” ucapnya.

Menurut Andi kegiatan ini rencananya akan memamerkan sejumlah karya berupa poster, lukisan, karya instalasi, video kompilasi penggusuran serta testimoni warga, dan artefak dari rumah warga yang dibongkar paksa untuk proyek pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Di samping itu, pada kegiatan ini, juga akan diadakan peluncuran film “Tanah Istimewa” yang menggambarkan berbagai perampasan tanah di Yogyakarta dan film dokumenter “HAM Aku Nang Kene” yang berisi kompilasi video proses penggusuran ruang hidup, kekerasan terhadap relawan dan petani di Temon, Kulonprogo untuk proyek pembangunan bandara.

Advertisement

Andi menilai intervensi oleh aparatur negara dan melalui pihak-pihak tertentu terhadap kegiatan solidaritas berupa kesenian atau kebudayaan sama sekali bukan hal yang baru di Yogyakarta. Kebebasan untuk menyatakan pendapat dan kebebasan berekspresi semakin terancam di kota yang digelari sebagai “City Of Tolerance”.

Ia juga merasa ironis karena pembubaran acara pameran justru bertepatan dengan “Deklarasi Jogja Damai Menolak Kekerasan, Intoleransi, dan Radikalisme” yang dilakukan oleh Gubernur DIY pada Rabu (14/2/2018) di Kepatihan.

“Kami mohon maaf kepada kawan-kawan yang telah diundang dan kami tegaskan ruang solidaritas untuk warga yang sedang mempertahankan ruang hidup akan terus kami dukung dan perjuangkan, dimanapun dan kapanpun,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif