Jogja
Selasa, 13 Februari 2018 - 19:40 WIB

PENYERANGAN GEREJA : Begini Detik-Detik Sebelum Suliyono Serang Gereja Menurut Versi Warga

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suliyono pelaku penyerangan Gereja St Lidwina (Instagram)

Suliyono ayun-ayunkan pedang setiba di gereja.

Harianjogja.com, SLEMAN–Warga di sekitar lokasi penyerangan Gereja St Lidwina Bedong, di Jambon, Trihanggo, Gamping menjadi saksi mata-mata detik-detik sebelum peristiwa penyerangan yang dilakukan warga asal Banyuwangi, Jawa Timur bernama Suliyono.

Advertisement

Baca juga : PENYERANGAN GEREJA : Warga Sebut Suliyono Sosok yang Alim

Salah seorang warga setempat Tini mengungkapkan, pada Minggu (11/2/2018) pagi sekitar pukul 07.30 WIB ia melihat kemunculan sosok Suliyono yang tak lazim.Tini saat itu tengah bersiap membuka warung lotek miliknya yang berjarak sekitar 50 meter dari gereja.

Dari arah utara, di sebuah jalan desa yang memisahkan warungnya dan gereja, dia melihat sesosok pria terlihat berjalan terburu-buru. Pria berkulit kuning langsat bercelana dan baju hitam, mengenakan kerpus, dan membawa tas ransel itu terlihat menutupi sesuatu dari balik jaketnya.

Advertisement

Pria itu berjalan cepat, matanya fokus melihat ke depan. Langkahnya yang cepat membuat benda yang ditutupi oleh jaketnya sedikit tersingkap. Tini melihat sebilah pedang yang kira-kira panjangnya satu meter dibawa Suliyono.

Pria itu kata Tini menuju ke arah gereja. Pedang yang dibawa Suliyono kemudian dia ayun-ayunkan sesampainya di gereja. Dia melakukan penyerangan terhadap sejumlah orang termasuk Romo Prier yang saat itu sedang memimpin misa.

Tini kaget bukan kepalang ketika tahu Suliyono melakukan penyerangan terhadap umat gereja yang sedang beribadah. Pasalnya sehari sebelum melakukan aksi penyerangan, dia melihat Suliyono beberapa kali berjalan di depan warungnya dengan tatapan memelas dan terlihat alim.

Advertisement

Baca juga : Suliyono “Kursus” Teror di Internet Sebelum Penyerangan Gereja St Lidwina

“Pas sore saya lihat itu sempat saya tawari makan. Saya bilang pakai bahasa Indonesia, karena saya tahu dia [Suliyono] bukan warga sini. Saya bilang, sini makan mas. Dia bilang enggak, lalu jalan terus,” katanya kepada Harianjogja.com, Selasa (13/2/2018).

Seperti diketahui, pada Minggu (11/2/2018) lalu, DIY dan Indonesia dikejutkan oleh serangan membabi buta seorang pria bersenjata pedang di Gereja St Lidwina Bedog, Sleman. Akibatnya satu orang pastur, tiga orang jemaat gereja dan satu polisi terluka. Tiga korban, yakni Budijono, Romo Prier dan Yohanes Triyanto hingga saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih. Sementara satu korban lainnya, Martinus Parmadi Subiantara sudah diperbolehkan pulang tak lama seusai kejadian.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif