Jogja
Selasa, 13 Februari 2018 - 19:20 WIB

Liburan Imlek, Harga Makanan Mestinya Tak Naik

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aktivitas jual beli kebutuhan bahan pokok di Pasar Argosari, Wonosari, Kamis (7/12/2017). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Mendekati perayaan Imlek, harga kebutuhan pokok dinilai tidak ada kenaikan begitu berarti

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--Mendekati perayaan Imlek, harga kebutuhan pokok dinilai tidak ada kenaikan begitu berarti. Kenaikan beberapa harga yang terjadi, hanya disebabkan musim.

Advertisement

Kepala Seksi Distribusi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Gunungkidul, Sigit Haryanto mengatakan kenaikan terjadi pada cabai rawit, dan bawang putih, kenaikan cukup signifikan.

“Secara umum sampai saat ini belum begitu mempengaruhi dari perayaan Imlek, tapi untuk besok-besok belum tahu. Kalau naik hanya pengaruh cuaca, jadi tanaman rusak dan ada hama juga,” ujarnya, Senin (12/2/2018).

Dia mengatakan untuk beras, persediaan dinilai sudah mulai banyak baik beras premium maupun medium, namun untuk harga diakuinya masih tinggi. Dia mengatakan kemungkinan akan memasuki masa panen akhir Februari ini.

Advertisement

Sementara itu untuk harga daging ayam masih fluktuatif. Persediaan daging ayam juga dinilai sudah mulai banyak, karena saat ini kandang-kandang mulai terisi. Sigit mengatakan beberapa waktu yang lalu kondisi peternakan memang sedikit terganggu, karena pengaruh cuaca.

Salah satu pedagang di Pasar Argosari mengatakan kenaikan harga bawang juga disebabkan karena pengaruh cuaca buruk beberapa waktu terakhir.

“Bawang kan katanya dari luar, China sepertinya. Lewat jalur laut juga, kebetulan saat ini kondisi cuaca sedang buruk. Kabarnya terganggu juga untuk pengiriman kesini jadinya,” katanya.

Advertisement

Untuk harga cabai rawit hijau maupun rawit merah mengalami kenaikan sekitaran Rp5.000. Dia mengatakan hal itu disebabkan para petani yang mengeluhkan adanya hama. Selain itu petani lebih mengirim ke luar kota, seperti Jakarta, karena petani dapat keuntungan lebih.

Dia mengharapkan agar harga kembali stabil, dan stok dagangan kembali dapat terpenuhi agar haraga jual juga tidak terlalu tinggi sehingga pembeli tidak mengurangi jumlah pembeliannya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif