Soloraya
Selasa, 13 Februari 2018 - 20:35 WIB

BENCANA WONOGIRI : Bencana Terjadi di 14 Tempat dalam 4 Hari, Ini Perinciannya

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga mengecek lokasi tanah longsor di salah satu tempat di Manyaran, Wonogiri, Selasa (13/2/2018). (Istimewa/BPBD Wonogiri)

BPBD Wonogiri  mencatat ada 14 tempat yang terlanda bencana selama Februari 2018.

Solopos.com, WONOGIRI — Bencana alam terjadi di 14 tempat di Wonogiri hanya dalam waktu empat hari pada Februari ini. Bahkan, pernah dalam satu hari tercatat bencana alam terjadi di tujuh tempat. Kejadian didominasi tanah longsor.

Advertisement

Data yang diperoleh Solopos.com dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Selasa (13/2/2018), pada pekan pertama Februari bencana alam terjadi di tujuh tempat dalam dua hari, yakni Sabtu (3/2/2018) dan Rabu (7/2/2018).

Dua peristiwa bencana terjadi di empat tempat pada Sabtu, yakni pohon tumbang menghalangi jalan di ruas jalan Wuryantoro-Eromoko, Desa Genuharjo, Wuryantoro; ruas jalan Dusun Bergayam, Genukharjo; dan Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri. Pada hari yang sama terjadi tanah bergerak di Purwantoro.

Advertisement

Dua peristiwa bencana terjadi di empat tempat pada Sabtu, yakni pohon tumbang menghalangi jalan di ruas jalan Wuryantoro-Eromoko, Desa Genuharjo, Wuryantoro; ruas jalan Dusun Bergayam, Genukharjo; dan Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri. Pada hari yang sama terjadi tanah bergerak di Purwantoro.

Peristiwa itu mengakibatkan sejumlah rumah rusak. Kejadian tersebut berpotensi akibatkan longsor yang mengancam 27 keluarga atau 88 jiwa. Sebagian dari mereka hingga awal pekan ini masih mengungsi.

Baca:

Advertisement

Belasan Warga Karangtengah Mengungsi karena Tanah Ambles dan Tembok Rumah Retak

Pada Rabu terjadi tanah bergerak di dua tempat, yakni di Joho, Gedawung, Kismantoro, dan Temboro, Karangtengah. Di Joho tanah bergerak mengakibatkan tujuh unit rumah rusak dan dua rumah di antaranya harus dirobohkan karena miring.

Tanah bergerak itu berpotensi akibatkan tanah longsor yang mengancam 50 keluarga atau 210 jiwa. Di Temboro tanah bergerak akibatkan satu unit rumah rusak berat yang membuat tiga orang penghuni mengungsi.

Advertisement

Dua unit rumah lainnya terancam rusak. Sebanyak 10 penghuni dua unit rumah itu mengungsi saat hujan mengguyur deras. Pada hari yang sama di Kudi, Batuwarno, terjadi tanah longsor. Struktur bangunan dapur rumah milik warga rusak akibat tanah tempat bangunan berdiri longsor.

Lima hari berikutnya terjadi bencana di tujuh lokasi. Bencana terjadi dalam dua hari, yakni Kamis (8/2/2018) dan Senin (12/2/2018). Pada Kamis tanah longsor melanda Perumahan Citra Jaya 5 Dusun Jatibedug, Purworejo, Kecamatan Wonogiri. Empat rumah rusak berat dan 10 penghuni rumah mengungsi di rumah yang belum berpenghuni.

Tanah longsor juga terjadi di Bulurejo, Bulukerto, Senin (12/2/2018) pagi. Talut jalan setinggi 8 meter ambrol sehingga mengakibatkan struktur tanah yang ditopangnya longsor, termasuk badan jalan. Jalan alternatif penghubung Wonogiri, Jawa Tengah-Magetan, Jawa Timur, nyaris terputus.

Advertisement

Pada hari yang sama saat sore, bencana banjir dan tanah longsor terjadi di dua desa di Manyaran. Banjir akibat air sungai meluap melanda Desa Karang Lor yang merendam dua unit rumah.

Banjir juga terjadi di Desa Gunungan dan mengakibatkan sayap jembatan Dusun Salakan retak dan badan jalan ambles 2/3 bagian. Selain banjir, di Salakan, juga terjadi tanah longsor.

Bibir sungai longsor akibat terkikis derasnya aliran sungai. Satu unit rumah terancam terseret longsor. Tanah longsor di Gunungan juga terjadi di Belangan dan Dedean. Tanah longsor di Belangan mengancam dua unit rumah warga, sedangkan di Dedean mengancam satu unit rumah.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, menyatakan hampir semua wilayah di Kota Sukses rawan bencana tanah longsor, banjir, dan angin puting beliung. Banyak permukiman terdapat di perbukitan.

Selain itu di Wonogiri banyak pula terdapat cekungan. Pada sisi lain di cekungan itu terdapat luweng yang tertutup. Jika hujan deras dan lama terjadi banjir, seperti di Pracimantoro dan Giriwoyo.

“Ribuan suka relawan sudah siaga. Setiap ada kejadian mereka bahu membahu menolong dan membantu korban terdampak. Pemerintah selalu hadir dalam setiap bencana, baik dengan membangun posko pengungsian, dapur umum, pusat layanan kesehatan, dan pendistribusian logistik,” kata Bambang.

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, melalui rilis yang diterima Solopos.com mengimbau masyarakat mewaspadai bencana mengingat diperkirakan masih terjadi hujan sepanjang Februari ini. Sejak Januari lalu terjadi 275 bencana yang menimbulkan korban jiwa 30 orang, 66 orang luka, 153.183 mengungsi, 10.254 unit ruma, dan 92 bangunan fasilitas umum rusak.

Tanah longsor paling banyak menimbulkan korban jiwa. Sejak 1 Januari-2 Februari tanah longsor menewaskan 19 orang, puting beliun lima orang, banjir tiga orang, banjir-tanah longsor dua orang, dan gempa satu orang.

“Berdasar peta potensi longsor pada Februari, Jateng, Jabar, dan Jatim berpotensi paling tinggi. Di Jawa Tengah, daerah rawan longsor salah satunya di Wonogiri,” kata Sutopo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif