Jateng
Jumat, 9 Februari 2018 - 04:50 WIB

PILKADA 2018 : Pemuda Muhammadiyah Jateng Anggap Pemimpin Baru Sebagai Solusi

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Pemuda Muhammadiyah Jateng, Zaenudin (dua dari kanan), saat menghadiri Diskusi Reboan di markas sukarelawan Tim Perjuangan Merah Putih di Jl. Pamularsih No. 95, Semarang, Rabu (7/2/2018). (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa-sukarelawan Perjuangan Merah Putih)

Pikada 2018 diwarnai dukungan Pemuda Muhammadiyah Jateng terhadap Sudirman Said.

Semarangpos.com, SEMARANG – Ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah (Jateng), Zaenudin ingin pemimpin Jateng diganti baru. “Harus ganti pemimpin, ganti sing anyar [ganti yang baru],” kata Zaenudin sebagaimana dikutip siaran pers sukarelawan Perjuangan Merah Putih, Kamis (8/2/2018).

Advertisement

Pernyataan Zaenudin yang disampaikan saat Diskusi Reboan di markas kelompok sukarelawan Sudirman-Ida, Perjuangan Merah Putih, Jl. Pamularsih No. 95, Semarang, Rabu (7/2/2018), itu menunjukkan sikap dukungan terhadap pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur, Sudirman Said-Ida Fauziyah, yang hadir sebagai penantang pada Pilkada atau Pilgub Jateng 2018.

Sudirman-Ida akan bersaing memperebutkan kursi Jateng 1 dengan petahan, Ganjar Pranowo-Taj Yasin, yang diusung PDIP, PPP, Partai Demokrat, dan Partai Nasdem. “Kalau ingin pemuda Jawa Tengah mengejar ketertinggalan, solusinya harus ganti pemimpin,” tegas Zaenudin.

Zaenudin menyebutkan pemuda Jateng saat ini harus membangun kompetensinya. Jateng, kata Zaenudin, saat ini menjadi barometer pergerakan nasional, dalam hal apapun, dari kepemudaan sampai pemerintahannya. Namun, menurut dia, konektivitas organisasi kepemudaan di Jawa Tengah tidak pernah diperhatikan pemerintahan saat ini.

Advertisement

Minimnya perhatian pemerintah terhadap pemuda juga ungkapkan Abdul Walid, pegiat Santren Delik, Semarang. Dia pernah menjabat ketua UMKM Jateng. “Orang Jawa Barat, Jawa Timur, ketika keluar bangga menyebut daerahnya. Orang Jawa Tengah bawa nama Jawa Tengah, percaya diri atau tidak? Sangat sedikit,” tutur Walid.

[Baca juga Pemuda Muhammadiyah dan Ansor Jateng Ingin Gubernur Baru Pro Generasi Milenial]

Sementara itu, Ketua GP Ansor Jateng, Sholahudin, mengatakan tidak ada jalan lain untuk mendorong kemajuan di Jateng kecuali dengan pemberdayaan dan pemberian ruang pada pemuda. “Jawa Tengah harus belajar dari Jakarta dan Bandung. Perkembangan kelas menengah di dua daerah itu saat ini dikuasai generasi milenial,” katanya.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif