Rubiyati tak sepenuhnya bekerja menjadi buruh tani
Harianjogja.com, BANTUL-Pembagian kartu tani di Gunungkidul tidak tepat sasaran. Kasus nyaris sama juga terjadi di Bantul.
Rubiyati, seorang penggarap lahan tani seluas 500 meter [persegi] di Dusun Rogoitan, Pendowoharjo, Sewon, Bantul mengaku mendapat kartu tani sejak Desember 2017. Namun dia tak sepenuhnya bekerja menjadi buruh tani. Ketika sore hari, dia bekerja sebagai asisten rumah tangga.
Rubiyati mengaku dia sangat tertolong dengan adanya kartu tani. Dengan kartu tani, dia mengaku mendapat 1,5 kuintal pupuk urea dengan menebus seharga Rp100.000. Bantuan pupuk tersebut selalu tersisa untuk bulan berikutnya. “Saya tetap akan gunakan fasilitas kartu tani, meskipun baru datang satu bulan setelahnya, tapi murah,” kata Rubiyati beberapa waktu lalu.
Baca juga : Di Gunungkidul, Pemilik Warung Makan Dapat Kartu Tani
Ngadino, buruh tani Dusun Rogoitan juga memaparkan hal serupa. Meskipun dia jarang menggarap sawah dan lebih banyak menarik becak, dia tetap mendapat kartu tani pada Desember 2017. “Pernah dapat bantuan pupuk urea sekali saja. Setelah itu tidak saya gunakan lagi karena datangnya lama,” kata Ngadino.
Kepala Diperpautkan Bantul Pulung Haryadi mengatakan, selama seseorang masih menggarap lahan tani dan memiliki lahan tani, mereka masih bisa mendapat kartu tani. Asalkan, mereka tergabung dan terdata dalam Kelompok Tani.