Jogja
Kamis, 8 Februari 2018 - 10:20 WIB

Muncul 11 Sinkhole di Gunungkidul, BPBD Pusing Tujuh Keliling

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi tanah amblas di Dusun Pringluwang, Desa Bedoyo, Ponjong, Selasa, (6/2/2018). (Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Gunungkidul akan menggandeng beberapa Universitas untuk meneliti lebih jauh terkait muncul banyak sinkhole

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Gunungkidul akan menggandeng beberapa Universitas untuk meneliti lebih jauh terkait muncul banyak sinkhole.

Advertisement

Baca juga : Tanah Amblas di Ponjong Semakin Meluas, Belum Ada Upaya Penanganan

Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD, Gunungkidul, Handoko mengatakan penanganan tersebut tidak bisa serta merta.

“Dalam penangan amblasan, tidak bisa serta merta harus menunggu proses alam juga, karena ini merupakan fenomena alam. Selain itu juga perlu kajian lebih dalam lagi. Kami gak bisa gerak hanya serampangan [asal,-asalan],” ujarnya, Rabu (7/2/2018).

Advertisement

Dia mengatakan dalam penanganan luweng ada beberapa pandangan. Pertama pandangan dari segi lingkungan. Menurutnya jika dilihat dari segi lingkungan, penutupan oleh manusia akan menganggu saringan air bersih yang dapat dimanfaatkan masyarakat.

Sedangkan menurut masyarakat, dia mengatakan cenderung akan meminta untuk segera ditutup munculnya lubang tersebut. Karena menganggu lahan warga, dan mengakibatkan lahan tidak dapat ditanami.

Dari pihak BPBD sendiri mempertimbangkan kedua aspek tersebut baik dari pandangan keselamatan atau kepentingan orang, maupun juga dari sisi lingkungan yang tidak dapat dilepaskan.

Advertisement

Salah satu upaya penanganan, katanya, adalah memfungsikan pembuangan air. Upaya ini dilakukan dengan memperbesar lubang dan membuat bronjong atau lebih spesifik diberi jari-jari agar lebih kuat.

Namun hal itu menurut Handoko lebih muda dilakukan pada luweng atau kondisi yang amblas cenderung dari batuan yang sudah keras, bukan seperti tanah di persawahan warga yang gembur dan mudah longsor.

Jika amblasan ditanah yang gembur menurutnya lebih baik air tidak diarahkan ke lubang itu, karena dapat menyebabkan amblasan lebih besar. Petani dapat mengarahkan air ke pertanian. Saat ini sendiri setidaknya tercatat ada 11 amblesan tanah di Gunungkidul.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif