Sport
Rabu, 7 Februari 2018 - 08:15 WIB

PIALA PRESIDEN 2018: Jelang Semifinal, Panpel Janji Benahi Problem Tiket

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemain PSMS meluapkan kegembiraan seusai memenangkan pertandingan melawan Persebaya lewat adu penalti dalam babak perempatfinal Piala Presiden 2018 di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (3/2). (JIBI/Solopos/M. Ferri Setiawan)

Panpel Solo janji akan membenahi persoalan tiket saat semifinal Piala Presiden 2018.

Solopos.com, SOLO—Stadion Manahan Solo kembali menggelar Piala Presiden 2018 setelah Persija Jakarta dan PSMS Medan memutuskan stadion tersebut sebagai homebase mereka untuk laga semifinal, 10 dan 13 Februari 2018. Ini tentu menjadi kabar gembira bagi Solo yang kembali mendapat hiburan sepak bola kelas wahid.

Advertisement

Namun demikian, panitia pelaksana (Panpel) pertandingan memiliki segudang pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan jelang babak empat besar. (baca: PIALA PRESIDEN 2018 : Banyak Sampah di Stadion Manahan Solo, Panpel Emoh Disalahkan)

Distribusi tiket menjadi problem utama dalam penyelenggaraan perempat final Piala Presiden 2018 di Stadion Manahan akhir pekan lalu. Banyak suporter bola dari luar kota yang urung menonton laga karena kehabisan tiket.

Advertisement

Distribusi tiket menjadi problem utama dalam penyelenggaraan perempat final Piala Presiden 2018 di Stadion Manahan akhir pekan lalu. Banyak suporter bola dari luar kota yang urung menonton laga karena kehabisan tiket.

Sejumlah fans yang membeli tiket juga tak bisa masuk dengan alasan stadion sudah penuh terisi. Hal ini belum ditambah maraknya calo yang mematok harga tiket ngepruk hingga beredarnya ratusan tiket palsu.

Saat itu Ketua Steering Committee Piala Presiden 2018, Maruarar Sirait, bahkan harus mengeluarkan kocek Rp9 juta untuk membiayai 300 Bonek yang tak bisa masuk lapangan.

Advertisement

“Kasus itu menjadi pembelajaran kami. Di laga semifinal nanti, tiket asli akan diberi sejumlah pembeda seperti cap khusus atau sejenisnya. Intinya tiket bakal semakin sulit dipalsukan,” ujar Heri saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (6/2/2018).

Peredaran tiket palsu di laga Persebaya kontra PSMS tak hanya bikin gerah penonton. Panpel pun mangkel karena pendapatan tiket cenderung menurun dengan praktik tersebut. Sebagai informasi, laga Persebaya melawan PSMS Medan yang ditonton 22.184 orang menghasilkan pemasukan sekitar Rp700 juta. Bandingkan dengan laga Persija versus Mitra Kukar yang meraup penjualan tiket Rp816 juta padahal “hanya” ditonton 21.315 orang.

Disinggung masih maraknya calo di delapan besar kemarin, Heri mengklaim pelaku bukanlah calo murni. Menurut Heri, mereka adalah oknum suporter yang mencari celah untuk keuntungan sendiri.

Advertisement

“Jadi mereka itu penginnya nonton gratis, pulang bawa uang. Kami pastikan calo tak akan muncul di semifinal, kami tahu karakter suporter PSMS dan Persija,” tukas Heri.

Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan, menilai problem tiket dalam penyelenggaraan perempat final Piala Presiden 2018 terjadi karena Panpel terlalu fokus di urusan keamanan. Menurut Ginda, kerja Panpel bakal lebih ringan di semifinal karena hanya menggelar satu laga per hari.

“Kemungkinan hanya Persija yang membawa suporter dalam jumlah besar. Mestinya distribusi tiket harus lebih transparan dan rapi,” ujar dia.

Advertisement

Sebagai informasi, Persija menggunakan Manahan sebagai kandang karena tak bisa memakai Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kebijakan itu turut mempertimbangkan PSMS yang juga menunjuk Manahan sebagai homebase semifinal. Laskar Ayam Kinantan belum dapat memakai Stadion Teladan karena masih dalam renovasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif