Jogja
Rabu, 7 Februari 2018 - 11:55 WIB

Pembangunan Kebudayaan di Sleman Mulai Dipetakan

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Sleman Aji Wulantara. (Harian Jogja/Abdul Hamid Razak)

Mengacu pada spirit dan konsep kiblat papat lima pancer

Harianjogja.com, SLEMAN-Pemetaan kebudayaan di Kabupaten Sleman mulai dipetakan. Konsep pemetaan yang diambil oleh Pemkab Sleman adalah mengacu pada spirit dan konsep kiblat papat lima pancer yang menitikberatkan pada empat arah mata angin dan satu pusat pemerintahan.

Advertisement

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Sleman Aji Wulantara mengatakan, konsep tersebut berakar pada budaya di masyarakat. Dengan begitu, pembangunan kebudayaan nantinya bisa sesuai dengan  kondisi riil serta potensi di masing-masing daerah. “Orang Jawa  mengenal konsep kiblat papat lima pancer. Ini pula yang kami bangun untuk Sleman,” kata Aji, Senin (5/2/2018).

Atas dasar itulah, kata dia, pembangunan kebudayaan di Sleman dibagi menjadi empat arah. Di timur, pembangunan meliputi Kalasan, Prambanan, Berbah. Kawasan ini memilki magnet sebagai kawasan sejarah candi. “Kesejarahan masa lampau atau belajar dari sejarah dan budaya menjadi magnet untuk pembangunan kebudayaan di wilayah Timur,” ujarnya.

Di sisi utara, terdapat magnet Gunung Merapi. Spirit Merapi ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Cangkringan, Tempel, Pakem, Turi untuk membangun kebudayaan. Banyak aktifitas kebudayaan yang dilakukan masyarakat seperti labuhan Merapi. “Ini menjadi pendorong agar masyarakat terlibat untuk menjaga dan mengkonservasi alam,” katanya.

Advertisement

Bagian selatan yang meliputi Kecamatan Gamping, diakui Aji ada peradaban yang lebih tua sebelum lahirnya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Saat itu, Mangkubumi memiliki pesanggrahan di Ambarketawang. “Ini menjadi spirit pembangunan budaya masyarakat. Apalagi di sana ada tradisi Bekakak, situs Gunung Gamping dan Ambarketawang,” ucap Aji.

Sedangkan di wilayah barat seperti Godean, Seyegan, Moyudan dan Minggir sejauh ini memang belum ada penanda khusus yang dimunculkan. Namun jika dilihat dari sudut pandang sosio kultural serta geografis, masyarakat di wilayah Barat Sleman memiliki corak sebagai masyarakat religius, tradisional, agraris dan secara umum masuk kategori suburban.

Bahkan di wilayah Barat Sleman ini, seperti Godean terdapat perbukitan Gunung Berjo, Gunung Ngampon, Gunung Wungkal, dan lainnya. Bukit-bukit tersebut seumuran dengan pegunungan Menoreh yang usianya lebih tua dibandingkan Merapi. “Bahkan rencananya akan ada pembangunan Taman Budaya di sekitar Godean,” ujarnya.

Advertisement

Sementara konsep terakhir atau sebagai lima pancer dalam konsep pembangunan kebudayaan di Sleman adalah kompleks pemerintahan Kabupaten Sleman. Sebagai pusat pemerintahan, kecamatan Sleman, Depok, Ngaglik dan Mlati menjadi pancer untuk menyebarkan konsep-konsep kebudayaan ke empat kiblat lainnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif