Jogja
Selasa, 6 Februari 2018 - 19:55 WIB

Warga Gunungkidul Masih Harus Waspada Cuaca Ekstrem

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pohon tumbang menimpa rumah di Wukirsari, Baleharjo, Wonosari, Sabtu (20/1/2018). (Herlambang Jati Kusumo/JIBI/Harian Jogja)

Cuaca sangat dibutuhkan untuk mengurangi potensi musibah yang terjadi di Gunungkidul

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki mengakui terus melakukan koordinasi dengan Badan Meteorilogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan cuaca yang terjadi di musim hujan.

Advertisement

Baca juga : ANGIN KENCANG GUNUNGKIDUL : Rumah Ambruk, Sutini Luka-Luka Tertimpa Puing Bangunan

Menurut dia, update cuaca sangat dibutuhkan untuk mengurangi potensi musibah yang terjadi di Gunungkidul.

“Pemantauan yang dilakukan BMKG kami jadikan acuan. Misal saat ada peringatan dini terjadinya cuaca ekstrem akan kami sampaikan ke kecamatan dan diteruskan ke desa untuk lebih berhati-hati lagi,” katanya kepada Harianjogja.com, Selasa (6/2/2018).

Advertisement

Edy menambahkan, untuk saat ini curah hujan yang turun diperkirakan masih dalam kondisi normal. Namun demikian, mayarakat tetap diminta waspada karena embusan angin kencang masih tinggi dan potensinya menyebar ke seluruh wilayah.

“Untuk mengurangi risiko pohon ambruk, masyarakat bisa membantu dengan memangkas pohon yang telah rimbun di sekitar rumah,” ungkapnya.

Lebih jauh dikatakan Edy, selain angin kencang, potensi bencana alam di Gunungkidul meliputi banjir dan tanah longsor. Untuk potensi banjir tersebar di beberapa kecamatan, terutama yang kawasannya berada di bantaran Sungai Oya dan Sungai Besole di Kota Wonosari.

Advertisement

“Potensi banjir juga terjadi di Semanu dan Tanjungsari. Sedang untuk tanah longsor ada di tujuh kecamatan seperti Purwosari, Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong,” imbuhnya.

Menurut dia, kewaspadaan terhadap potensi bencana alam harus terus ditingkatkan. Hal ini bermanfaat untuk mengurangi potensi kerugian saat terjadi bencana.

“Kita tidak tahu kapan terjadinya musibah, tapi dengan waspada maka kerugiannya bisa ditekan sekecil mungkin,” kata mantan Sekretaris Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif