Jogja
Selasa, 6 Februari 2018 - 10:40 WIB

Sleman Tahun Ini Bisa Pasok 290.00 Ton Gabah

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi gabah (JIBI/Bisnis/Dok.)

Gangguan cuaca tidak mengganggu produksi gabah.

Harianjogja.com, SLEMAN–Dengan luas lahan pertanian tanam 48.000 hektare, wilayah Sleman menargetkan produksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 290.000 ton. Gangguan cuaca pada musim tanam tahun ini diklaim tidak memengaruhi target.

Advertisement

Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman Rofik Ardiyanto mengatakan gangguan cuaca yang terjadi sejak November hingga awal 2018 ini tidak memengaruhi kondisi lahan pertanian. Januari 2018 ini, tercatat sekitar 2.604 hektate lahan pertanian yang dipanen. “Kalaupun ada kerusakannya hanya 10 hektare di Prambanan akibat Badai Cempaka. Tapi sudah kami bantu dengan mengganti bibit baru,” ujarnya kepada harianjogja.com, Senin (5/2/2018).

Hingga Maret mendatang, katanya, sebanyak 8.000 hektare atau setara dengan 48.000 ton padi siap dipanen. Menurutnya, produktifitas panen padi di Sleman cukup tinggi. Satu hektare mampu menghasilkan antaralima hingga enam ton GKG. “Luas lahan pertanian yang ditanam tahun ini 48.000 hektare. Target kami tahun ini produksi GKG sebanyak 290.000 ton,” ujarnya.

Dia optimistis target tersebut dapat terpenuhi. Selain karena indeks pertanaman (ip) lahan pertanian di Sleman 2,65-2,7 jauh di atas rata-rata ip nasional (1,5). Aasan lainnya, pada musim tanam pertama (MT1) tahun ini, nyaris tidak ada serangan hama yang merusak lahan pertanian secara masif. Kalaupun ada, jumlahnya tidak sampai lima hektare dan dapat ditangani oleh petani. “Selain itu, perubahan cuaca pada MT1 tidak berpengaruh terhadap lahan pertanian padi,” ujarnya.

Advertisement

Hal itu juga diakui oleh Kepala Kelompok Tani Tanirejo, Madurejo, Prambanan Lipur Dwianggono. Kelompok tani ini sudah melakukan panen lebih awal. Total lahan pertanian yang dipanen di tiga tempat seluas 21 hektare. Khusus di desa Madurejo lahan pertanian yang dipanen sekitar 100 herktare dari total luas panen 300 hektare. Menurutnya satu kelompok tani rata-rata memiliki luas lahan pertanian 15 hektare.

“Hasil panen bagus. Untuk hasil ubin sekitar 59 kilogram atau 9,4 ton. Kalau seperti ini kami berharap tidak ada beras impor karena bisa merugikan petani,” harap Lipur.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif