Soloraya
Senin, 5 Februari 2018 - 14:15 WIB

WISATA SOLO: Duh, Jumlah Wisatawan ke Solo Menurun, Pengelola Objek Wisata Diminta Berbenah

Redaksi Solopos.com  /  Farida Trisnaningtyas  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi di bagian depan Kori Kamandungan Kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kamis (23/3/2017), menjelang batas akhir pengosongan Keraton oleh Eddy Wirabhumi Cs. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Jumlah kunjungan wisatawan ke objek destinasi tujuan wisata (ODTW) ke Solo menurun.

Solopos.com, SOLO—Pengelola objek destinasi tujuan wisata (ODTW) Kota Solo diminta terus berbenah. Hal ini lantaran angka kunjungan wisatawan ke ODTW di Solo pada 2017 menunjukkan tren pertumbuhan negatif di tengah pertumbuhan sektor pariwisata secara umum.

Advertisement

Penurunan kunjungan wisata ke ODTW diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi bagi pengelola. Berdasarkan data yang diterima Solopos.com dari Dinas Pariwisata Solo, tingkat kunjungan pariwisata Kota Solo pada 2017 sebanyak 4.541.310 wisatawan, naik dari tingkat kunjungan tahun 2016 sebanyak 4.395.550 wisatawan. (baca: PARIWISATA SOLO: Pariwisata Solo Memikat Hati Diaspora Jawa)

Namun, dari angka ini, hanya sektor perhotelan yang menyumbang kenaikan jumlah wisatawan cukup signifikan, baik untuk wisatawan mancanegara (Wisman) maupun wisatawan domestik.

Advertisement

Namun, dari angka ini, hanya sektor perhotelan yang menyumbang kenaikan jumlah wisatawan cukup signifikan, baik untuk wisatawan mancanegara (Wisman) maupun wisatawan domestik.

Jumlah wisatawan yang menginap di hotel pada tahun 2017 sebanyak 1.411.404 untuk tamu domestik dan 64.285 untuk tamu asing. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 dengan 1.304.092 untuk tamu domestik dan 20.083 untuk tamu asing.

Akan tetapi, untuk kunjungan ke destinasi wisata menunjukkan tren sebaliknya. Tahun 2016, angka kunjungan wisatawan domestik masih 3.057.776 orang dan wisman sebanyak 13.599 orang. Tahun 2017, angka kunjungan turun menjadi 3.053.390 wisatawan domestik dan 12.231 wisman.

Advertisement

“Seperti diketahui bersama industri MICE di Solo kan berkembang cukup luar biasa. Namun, untuk ODTW, kalau memang kinerja dari sisi angka kunjungan menurun, itu artinya harus ada pembenahan, misalnya manajemen dan ketersediaan fasilitas umum yang nyaman bagi pengunjung,” kata Mirza, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (4/2/2018).

Mirza mencontohkan fasilitas umum yang perlu diperbaiki pengelola destinasi salah satunya toilet. Pihaknya menduga penurunan kunjungan wisatawan ke destinasi wisata yang notabene hanya turun tipis salah satunya dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Dalam kurun waktu setahun lalu, Keraton Solo beberapa kali “menutup pintu” bagi wisatawan. Yang pertama saat pecah konflik Maret lalu dan saat revitalisasi Museum Keraton Solo. Kondisi ini yang diduga menekan angka kunjungan wisman ke objek destinasi wisata di Solo.

Advertisement

Seperti diketahui, Keraton Solo termasuk salah satu destinasi unggulan Solo yang banyak dikunjungi wisman, selain Pura Mangkunegaran. Selain dua tempat itu, destinasi unggulan Solo antara lain Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Museum Keris, Museum Radya Pustaka, Taman Balaikambang, termasuk Kampung Batik Laweyan dan Kauman.

“Karena kalau melihat kinerja destinasi yang lain saya kira masih cukup diminati. Terlebih TSTJ yang sekarang punya Taman Pelangi, itu justru sedang booming. Di luar kota, TSTJ lagi tenar banget,” imbuhnya.

Mirza pun berharap manajemen memperbaiki infrastruktur karena ada keluhan dari pengunjung saat malam hari area di dalam Taman Pelangi becek dan minim penerangan di area akses masuk.

Advertisement

Abdi Dalem Pariwisata Pura Mangkunegaran, Joko Pramudya, pun tak memungkiri adanya koreksi kunjungan wisatawan ke Mangkunegaran sepanjang tahun 2017, khususnya untuk Wisman.

“Kalau Wisman mungkin karena pengaruh frekuensi jalur penerbangan, tapi untuk wisatawan domestik masih cukup baik, bahkan di awal tahun ini, yang biasanya low season, tapi faktanya ramai terus ini,” kata Joko.

Wisman dari berbagai negara, seperti Jepang, Singapura, Eropa, Amerika, Belanda, dan Australia, sudah mulai berdatangan.

“Kalau wisatawan domestik kebanyakan luar Jawa,” ungkapnya.

Dia berharap situasi ekonomi nasional tahun ini bisa mendukung industri pariwisata. Pihaknya mulai gencar promosi melalui media sosial, dan menggandeng institusi pendidikan mulai SD hingga universitas untuk mengadakan masa orientasi sekolah dengan berkunjung ke Mangkunegaran.

“Kami beri harga khusus untuk siswa dan mahasiswa diskon 20%-25%,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif