Jateng
Senin, 5 Februari 2018 - 04:50 WIB

Pemkot dan PKK Kota Semarang Gandeng Legislator PDIP Gelar Pasar Murah

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasar murah untuk mendistribusikan beras dengan harga murah. (JIBI/Solopos/Antara)

Pemkot Semarang dan PKK Kota Semarang menggandeng legislator PDIP untuk bersama-sama menggelar pasar murah guna mendistribusikan 4 ton beras di ibu kota Jateng itu.

Semarangpos.com, SEMARANG — Pemerintah Kota Semarang dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Semarang, Jumat (2/2/2018), bekerja sama dengan seorang legislator PDIP di Semayan menggelar padat murah di ibu kota Jawa Tengah itu. Melalui pasar murah itu didistribusikan empat ton beras kepada warga di dua lokasi Kota Semarang, yakni Kecamatan Semarang Barat dan Tembalang.

Advertisement

Legislator PDIP di Parlemen yang mendapat previlage bekerja sama langsung dengan Pemkot Semarang dan PKK setempat itu adalah Juliari P. Batubara yang terpilih sebagai anggota DPR dari Dapil Jateng I atau Kota Semarang dan sekitarnya. Juliari tentu saja bakal kembali mencalonkan diri melalui wilayah ini pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang mengawal langsung pelaksanaan pasar murah itu mengatakan pada Januari 2018 lalu terjadi inflasi sebesar 0,88% di Jateng. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi itu yang dipengaruhi harga bahan pangan, terutama beras.

“Saya mencatat bahwa inflasi pada bulan Januari ini terjadi karena adanya kenaikan indeks semua kelompok pengeluaran, terutama pada kelompok bahan makanan,” kata Hendi—sapaan akrab Hendrar Prihadi.

Advertisement

Ada empat kota tercatat sebagai penyumbang inflasi tertinggi di Jateng, yakni Cilacap dengan inflasi sebesar 1,33%, disusul Purwokerto 1,29%, Tegal 1,15%, dan Kudus 1%. “Semarang, meski tidak termasuk dalam daftar daerah penyumbang inflasi terbesar, tetap menjadi perhatian penting karena mencatatkan inflasi cukup tinggi, yakni 0,81%. Di bawah angka Jateng,” katanya.

Menyikapinya, sambung dia, Pemkot Semarang bergerak cepat bersama berbagai elemen masyarakat untuk menekan inflasi di Ibu Kota Jateng, salah satunya dengan menggelar pasar murah di dua kecamatan. Politikus PDI Perjuangan itu menilai penyelenggaraan pasar murah efektif membantu menekan laju inflasi karena masyarakat bisa mendapatkan beras dengan harga murah dan terjangkau.

“Maka dari itu, hari ini kami fokus untuk menekan kenaikan harga bahan makanan tersebut dengan pasar murah. Tetapi, bukan berarti yang lainnya kemudian kami kesampingkan,” katanya.

Advertisement

Demi menekan kenaikan indeks kelompok pengeluaran yang lain seperti kesehatan, pendidikan, transportasi, kata Hendi, layanan serba gratis yang sudah ada akan dimaksimalkan, seperti sekolah gratis, berobat gratis, hingga bus sekali bayar.

Sementara itu, Juliari Batubara mengamini kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako), khususnya beras harus, menjadi perhatian penting karena memengaruhi daya beli masyarakat yang berkontribusi terhadap laju inflasi. “Saya cermati ada sedikit kenaikan harga-harga sembako, terutama beras. Makanya, saya diskusikan dengan Mas Hendi dan Mbak Tia [Ketua PKK Krisseptiana Hendrar Prihadi] bahwa harus diselenggarakan pasar murah,” kata politikus PDI Perjuangan yang kini duduk di Komisi VI DPR itu.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi menyebutkan ada 1.000 kupon yang dibagikan kepada masyarakat untuk ditukarkan dengan paket sembako murah seharga Rp50.000. “Setiap paketnya berisi 4 kg beras, 1 kg gula pasir, 1 liter minyak goreng, 4 bungkus mi instan, dan 1 kotak teh,” papat Tia, sapaan akrab istri orang nomor satu di Kota Semarang itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif