News
Senin, 5 Februari 2018 - 13:55 WIB

Kekurangan Murid, Sekolah Bisa Merger atau Ditingkatkan Kualitasnya

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustasi pendidikan (JIBI/Dok)

Persoalan kekurangan murid memang sering terjadi di berbagai sekolah

Harianjogja.com, JOGJA-Pemerintah Kota Jogja disarankan menggabungkan atau merger terhadap dua sekolah dasar negeri (SDN) yang kekurangan murid setiap tahunnya. Cara lain, SDN yang kurang mampu menarik minat masyarakat sebaiknya ditingkatkan sumber dayanya sehingga lebih berkualitas.

Advertisement

Pengamat Pendidikan Profesor Buchory menjelaskan, persoalan kekurangan murid memang sering terjadi di berbagai sekolah. Sekolah memang perlu mendapatkan perhatian khusus agar bisa berkembang dan jumlah siswanya bertambah. Tak dapat dipungkiri, ada fenomena seperti di Kota Jogja, masyarakat lebih memilih di SD swasta daripada SD negeri. “Kadang sekolah negeri perlu dalam tanda kutip belajar mengapa sekolah swasta lebih diminati masyarakat,” katanya kepada Harianjogja.com, Sabtu (3/2/2018).

Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan Kota Jogja Rohmat memperkirakan masih  ada SD negeri di Kota Jogja yang kesulitan mendapatkan siswa diperkirakan mencapai 20% di 2018 karena jumlah penduduk yang usia masuk SD cenderung lebih banyak, sehingga tak sebanding dengan jumlah kursi di SD.

Kuota setiap angkatan sebanyak 7.300 kursi, 3.600 di antaranya merupakan SD negeri. Apalagi, sejumlah SD swasta di Kota Jogja banyak yang menjadi pilihan masyarakat dibandingkan masuk ke SD negeri. Adapun jumlah SD di Kota Jogja terdapat 165 sekolah terdiri atas, 89 sekolah di antaranya merupakan SD negeri dan sisanya swasta.

Advertisement

Buchory mengatakan jika fenomena tersebut benar adanya, hal itu menjadi tantangan bagi SD negeri untuk dapat merebut minat masyarakat agar tertarik menyekolahkan putra putrinya di sekolah negeri. Pemerintah perlu memberikan dukungan untuk meningkatkan kualitas sekolah, bisa dilakukan dengan menambah fasilitas serta meningkatkan kualitas SDM tenaga pendidik maupun kependidikan.

“Kalau fenomena itu memang benar berarti menjadi tantangan bagi sekolah negeri untuk merebut minat masyarakat agar tertarik. Tentu harus dengan memacu peningkatan kualitas. Mungkin terkait dengan kurikulum, sistem pembelajarannya, kualitas SDM-nya. Sehingga masyarakat merasa lebih cocok karena anaknya mendapat pendidikan yang sesusai dengan keinginannya,” ujarnya.

Selain itu, apabila faktanya jumlah calon peserta didik tidak sebanding atau lebih kecil dibandingkan kuota penerimaan peserta didik baru (PPDB) baik di negeri maupun swasta, maka penggabungan atau merger antar SDN bisa menjadi solusi. Penggabungan itu bisa dilakukab pada SD yang berdekatan, dengan sistem sekolah kekurangan murid bisa mengikuti sekolah yang sudah berkembang. Selain itu bisa dilakukan pada dua sekolah yang sama-sama kekurangan murid.

Advertisement

“Secara teori dua sekolah gabung jadi satu ya bisa menjadi lebih kuat, lebih senangat dan lebih maju tetapi, namun tergantung manajemen dan warga sekolah yang baru,” ujarnya.

Meski demikian, penggabungan itu tidak ada jaminan akan selalu menjadi lebih baik karena butuh manajemen yang baik. Mengingat, salah satu kekurangan kebijakan ini, karena menggabungkan dua atau lebih sekolah yang mempunyai sejarah, visi, misi dan budaya berbeda bukan perkara mudah. Namun merger ini kelebihannya, sekolah yang sebelumnya tidak memiliki semangat untuk maju akan termotivasi untuk mencapai kemajuan dengan meningkatkan kualitas.

“Dari sisi SDM ada yang harus bersedia mengakah, karena sebelumnya dua sekolah, biasanya kepala sekolahnya, yang satu dipindah ke SD lain,” imbuh mantan Rektor Universitas PGRI Yogyakarta ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif