News
Minggu, 4 Februari 2018 - 12:20 WIB

Program D3 Disarankan Ditutup Saja

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustasi pendidikan (JIBI/Dok)

Tujuannya untuk meningkatkan pendidikan vokasi di Indonesia

Harianjogja.com, SLEMAN-Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyarankan pentingnya pemerintah menutup program Diploma Tiga Tahun (D-3) dengan keseluruhan diganti D-4 atau sarjana terapan demi meningkatkan pendidikan vokasi di Indonesia.

Advertisement

Dekan Sekolah Vokasi UGM Wikan Sakarinto menjelaskan, Indonesia menghasilkan lulusan D3 dinilai sia-sia. Karena nyaris 80% di antaranya memiliki keinginan untuk masuk ke program S1 sehingga kembali mereka harus belajar teori.

Sebagian besar lulusan D3 memilih melanjutkan ke S1 beralasan kaitan dengan kepangkatan dan gaji sesuai gelar ketika memasuki dunia kerja. Padahal, sebaiknya justru mengambil D4 karena sudah setara dengan S1 yang saat ini dari sisi gaji dan kepangkatan sudah diakui sama.

Ia menyarankan pemerintah sebaiknya menutup program D3 seluruh perguruan tinggi di Indonesia dengan mengganti D4 setara S1. Hal itu disarakan karena menjadi pemborosan, mengingat banyak lulusan D3 harus merogoh kocek lagi untuk melanjutkan ke S1 yang sebenarnya dari sisi keilmuan berseberangan antara teori dan praktik. Program D4 menjadi pilihan karena setelah lulus dapat melanjutkan ke S2 terapan.

Advertisement

“Maka ke D4 saja, kalau Pak Jokowi itu ingin vokasi menjadi tulang punggung keberhasilan Indonesia maka tutup D3 se-Indonesia. Karena menjadi pemborosan, sebagian besar lulusan D3 memilih kuliah lagi ke S1 dan itu butuh biaya lagi. Sekarang itu vokasi, vokasi, vokasi tetapi setelah lulus pada ambil S1,” ungkapnya kepada Harianjogja.com, Sabtu (3/2/2018).

Pria yang menempuh S2 di Jerman dan Belanda ini berpendapat, untuk program D2 atau D1 justru sebaiknya dipertahankan karena dapat menyuplai sumber daya manusia tenaga terampil yang lebih ke teknis. Lulusan D2 atau D1 mendapatkan 80% praktik dan sebagian besar lulusannya tidak tergoda untuk melanjutkan ke S1.

“Mereka rata-rata jika ingin naik pangkat saat bekerja, dia ambil kursus atau training kompetensi yang tersertifikasi yang nanti diakui oleh KKNI,” jelasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif