Jogja
Minggu, 4 Februari 2018 - 00:20 WIB

Mau Kembangkan Wisata "Live In", Jogja Kekurangan Rumah Khas Jawa

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Joglo milik Sarjono di Desa Monggol, Kecamatan Saptosari. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Dinas Pariwisata DIY saat ini sedang menggodok program baru, yakni live in

Harianjogja.com, JOGJA--Dinas Pariwisata DIY saat ini sedang menggodok program baru, yakni live in untuk meningkatkan jumlah dan lama tinggal wisawatan. Namun, untuk urusan paket wisata live in, DIY dinilai masih kalah dengan Bali.

Advertisement

Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta mengatakan akan mencari formula yang tepat untuk program live in. Menurutnya, jawatan yang ia pimpin masih berembuk dengan biro perjalanan agar bersedia menyediakan paket tersebut.

“Kotagede itu kan kampung-kampungnya bagus. Tidak hanya sekedar jalan-jalan tapi ikut dalam aktivitas masyarakat di malam hari gimana. Masih diupayakan. Masih berembug dengan biro perjalanan agar mau bikin paket live in,” ujar Aris di Kompleks Kepatihan, Jumat (2/2/2018).

Ketua Association Of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) DIY Udhi Sudiyanto menilai, potensi wisata live in di DIY masih kalah dibanding Bali. Sebab, untuk mencari rumah-rumah khas bernuansa Jawa sudah agak sulit.

Advertisement

Hal itu, cukup kontras dengan yang ada di Bali, di mana wisatawan dapat dengan mudah menemukan perkampungan dengan nuansa khas.

Di DIY, sebenarnya banyak bangunan heritage yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Meski begitu, belum menjadi daya tarik wisatawan untuk live in.

Turis asing, sebutnya, masih beranggapan Indonesia negera agraris yang memiliki daya tarik di sektor pertanian. Sehingga saat mereka berada di DIY, yang dicari nuansa persawahan dengan penginapan rumah bernuansa Jawa.

Advertisement

Udhi mengatakan, live in memang belum jadi program resmi Pemda DIY, tapi biro perjalanan sudah mulai menawarkan paket tersebut bagi wisatawan. Yang tertarik biasanya adalah pelancong luar negeri dan tamu VIP. Mereka biasanya mengikuti paket selama sehari.

“Yang kami tawarkan biasanya Sleman dan Bantul. Kalau Jogja sejauh ini belum ada. Di Jogja sudah banyak gedung-gedung,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif