News
Jumat, 2 Februari 2018 - 18:00 WIB

PILPRES 2019 : Terdongkrak Pilkada Jakarta & 212, Anies-AHY-Gatot Bayangi Prabowo

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - (Kiri-Kanan) Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, 2, dan 3, mengikuti debat publik final di Jakarta, Jumat (10/2/2017) malam. (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Popularitas Anies, AHY, dan Gatot Nurmantyo meningkat sejak Pilkada Jakarta dan aksi 212, membayangi Prabowo Subianto di Pilpres 2019.

Solopos.com, JAKARTA — Prabowo Subianto masih menjadi kandidat terkuat penantang Joko Widodo (Jokowi) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Namun, ada tiga nama lain yang mulai muncul dan berpotensi menjadi calon penantang baru.

Advertisement

Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut nama-nama itu adalah Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Jenderal Gatot Nurmantyo. Menurut LSI, ketiganya mulai membayangi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang selama ini disebut sebagai penantang terkuat Jokowi.

Meski demikian, hasil survei itu menunjukkan Prabowo masih tetap sebagai penantang utama Presiden Jokowi untuk Pilpres 2019. Popularitas ketiga nama lain baru berkisar 70-an%.

“Penantang Jokowi adalah Prabowo Subianto. Kenapa Prabowo, hanya Prabowo Capres yang popularitas di atas 90 persen dari Capres lain yang muncul,” kata peneliti senior LSI, Adjie Alfaraby, Jumat (2//2/2018).

Advertisement

LSI membagai tiga simulasi penantang Jokowi dengan dan Prabowo memiliki popularitas 92,5%. Sedangkan simulasi kedua terdapat dua nama, yakni Anies Baswedan 76,7% dan AHY dengan popularitas 71,2%. Untuk simulasi ketiga terdapat nama mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dengan popularitas 56,5%.

Adjie mengakui dua nama yang bertarung di Pilkada DKI Jakarta cukup berpengaruh, bahkan popularitas mereka meroket. “Sebelumnya [Anies dan AHY] belum dikenal, tapi sekarang melampaui popularitas ketua partai,” ujarnya.

Sementara untuk nama Gatot Nurmantyo, ujar Adjie, diuntungkan dengan aksi bela Islam yang diidentikkan dengan namanya. Momentum tersebut, meningkatkan popularitas Mantan Panglima TNI itu. “Ada momentum politik yang membesarkan nama Gatot sehingga namanya semakin dikenal di publik,” katanya.

Advertisement

Survei LSI Denny JA dilakukan melibatkan 1.200 responden yang diwawancarai secara acak melalui metode multistage random sampling dengan margin of error plus minus 2,9%. Wawancara dilakukan serentak di 34 provinsi dari tanggal 7 sampai 14 Januari 2018.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif