Jogja
Kamis, 1 Februari 2018 - 16:55 WIB

Harga Telur dan Tiket Kereta Api Turut Menekan Inflasi Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang sayur di Pasar Beringharjo melayani pembeli, Jumat (30/6/2017). Harga komoditas sayur mayur relatif stabil dibandingkan komoditas daging ayam dan telur ayam. (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Perkembangan harga berbagai komoditas pada Januari 2018 memberikan dampak pada inflasi Kota Jogja sebesar 0,55%

 

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA– Perkembangan harga berbagai komoditas pada Januari 2018 secara umum mengalami kenaikan, sehingga memberikan dampak pada inflasi Kota Jogja sebesar 0,55%.

Baca juga : Harga Beras Ikut Picu Inflasi Jogja 0,55%

Terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 128,39 pada Desember 2017 menjadi 129,10 pada Januari 2018. Sedangkan tingkat inflasi dari tahun ke tahun yakni Januari 2018 terhadap Januari 2017 sebesar 3,50%.

Advertisement

“Selain beras, komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Januari juga diikuti angkutan udara dengan kenaikan 5,76 persen dan daging ayam ras yang mengalami kenaikan hingga 7,18 persen,” jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, JB Priyono, dalam Berita Rilis Statistik di kantor BPS, Kamis (1/2/2018).

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan, sehingga berkontribusi menahan inflasi antara lain telur ayam ras dengan penurunan mencapai 5,16%. Pada sektor transportasi, tarif kereta api yang turun hingga 10,32% juga turut menahan laju inflasi Jogja pada Januari.

“Kenaikan harga beras yang mendorong inflasi Jogja, mungkin juga turut disumbang dari kenaikan harga gabah di tingkat petani,” ungkap Priyono.

Advertisement

Berdasarkan observasi BPS terhadap 56 transaksi harga gabah di DIY, perkembangan harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan. Kenaikannya harga GKP mencapai 6,35% dari harga Rp5.826,92 per kilogram pada Desember 2017 menjadi Rp6.196,67 per kilogram.

Sedangkan di tingkat penggilingan harga gabah naik 6,29% dari Rp5.876,92 pada Desember 2017 menjadi Rp6.246,67 per kilogram. Sementara pada gabah kualitas rendah, juga mengalami kenaikan di tingkat petani naik sebesar 18,97% dari Rp4.412,75 menjadi Rp5.250,00 per kg dan di tingkat penggilingan naik 18,76% dari Rp4.462,75 menjadi Rp5.300 per kg.

Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp6.700 per kilogram pada gabah kualitas GKP dengan varitas Ciherang. Priyono menambahkan gabah kualitas rendah dengan varietas Ciherang dan IR 64 di Kecamatan Nanggulan, Kulonprogo.

“Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp4.500 per kilogram pada gabah kualitas rendah dengan varietas IR64 terjadi di wilayah Kecamatan Sewon Bantul,” papar Priyono.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif