Jogja
Rabu, 31 Januari 2018 - 22:55 WIB

Anak Muda Bantul Diminta Jelaskan Aplikasi Kesehatan pada Orang Tua

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi smartphone (REUTERS/Mike Segar)

Pembangunan aplikasi Digital Government Service (DGS) layanan kesehatan sebagai pilot project ditarget selesai tahun ini

 
Harianjogja.com, BANTUL – Pembangunan aplikasi Digital Government Service (DGS) layanan kesehatan sebagai pilot project ditarget selesai tahun ini. Masalahnya, tidak semua masyarakat di pedesaan yang sering bepergian ke puskesmas melek teknologi.

Advertisement

Demi mempersiapkan masyarakat, Dinas Kominfo Bantul merencanakan sosialisasi kepada anak-anak SMA dan SMP di Bantul. Tak hanya masyarakat, aplikasi ini juga bermanfaat untuk pengambilan kebijakan Pemkab Bantul.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bantul Nugroho Eko Setyanto mengatakan saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan Disdikpora Bantul untuk sosialisasi aplikasi kesehatan ke SMP dan SMA saat pelajaran IT.

“Kami bukan mau melatih mereka, tetapi ingin memberitahu mereka tentang aplikasi integrasi kesehatan. Kami nilai itu lebih efektif,” kata Nugroho, Selasa (30/1/2018).

Advertisement

Nugroho mengatakan, anak-anak muda lebih efektif dalam memberikan pelatihan terhadap orang-orang di sekelilingnya. Harapannya, secara otomatis mereka dapat memamerkan aplikasi tersebut kepada orang tua dan sanak saudaranya termasuk bagaimana cara menggunakannya melalui smartphone orang tua mereka.

Nantinya, harapannya mereka akan memperkenalkan kepada orang tua bahwa dalam aplikasi DGS akan terdata jumlah kamar di rumah sakit yang ada di Bantul dan stok darah di PMI Bantul. Dengan sosialisasi bersama orang terdekat, diyakini orang tua dapat lebih memahami cara penggunaan aplikasi tersebut.

Selain itu, Nugroho menambahkan, entry data tersebut akan dimulai dari puskesmas-puskesmas di Bantul. Sekali petugas entry data, maka data tersebut akan ditransfer ke warehouse data Pemkab Bantul. Tentu saja akan ada data-data yang tidak bisa dilihat oleh masyarakat umum, contohnya seperti data diagnosis penyakit masyarakat Bantul.

Advertisement

Nugroho meyakini apabila data diagnosis penyakit tersimpan dengan baik, para pengambil kebijakan kesehatan di Bantul dapat memantau tren penyakit dengan mudah. Pemantauan yang terperinci dan berkala dapat memudahkan para pengambil kebijakan kesehatan untuk menentukan langkah.

“Misalnya, dari data terpantau, sedang banyak yang mengidap penyakit dalam, maka para pengambil kebijakan kan bisa siap-siap, kira-kira berapa kamar, siap-siap di bidang apa,” kata Nugroho.

DGS ditarget selesai akhir tahun ini dengan RSUD Panembahan Senopati sebagai Pilot Project. Rencananya setelah itu Pemkab Bantul akan menggandeng rumah sakit lainnya seperti RS PKU Muhammadiyah Bantul dan RS Nur Hidayah Bantul.

Setelah tahap tersebut terlewati, pengintegrasian data diharap dapat dibawa ke rumah sakit-rumah sakit yang ada di provinsi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif