Jogja
Selasa, 30 Januari 2018 - 10:24 WIB

Super Blue Blood Moon yang Tak Boleh Dilewatkan

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Super Blue Blood Moon. (Harian Jogja)

Puncaknya pukul 20.29 WIB

Harianjogja.com, JOGJA-Bulan akan terlihat lebih terang dan besar, diselingi gerhana total, Rabu (31/1/2018) besok. Fenomena ganjil yang terjadi tiap ratusan tahun ini dibarengi ancaman cuaca ekstrem pada puncak musim hujan.

Advertisement

Bulan besar yang disebut dengan istilah Supermoon pada Rabu malam merupakan penutup dari trilogi mendekatnya Bulan ke Bumi yang sebelumnya terjadi pada 3 Desember 2017 dan 2 Januari 2018. Supermoon besok bakal istimewa karena berbarengan dengan gerhana Bulan total dan Bluemoon, atau purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan kalender.

Januari ini, purnama terjadi pada 1 Januari dan 31 Januari besok. Dua purnama dalam satu bulan kali terakhir terjadi pada 150 tahun lalu. Besok malam, selepas gerhana total, Bulan akan tampak 14% lebih besar dan 30% lebih berkilau daripada biasanya. Badan Antariksa Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA) menaksir Bulan akan bercahaya merah menyerupai darah dan memberinya istilah superlatif, Super Blue Blood Moon.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta khalayak tidak melewatkan peristiwa ajaib ini. Tempat paling ideal untuk mengamati gerhana bulan total ini adalah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, hingga daerah yang berada di sebelah barat Sumatra. “Kami imbau, manfaatkanlah fenomena yang langka ini, untuk observasi pengamatan, kepentingan ilmiah, juga keindahan,” ucap dia dalam jumpa pers di Kantor BMKG, Jakarta, Senin (29/1/2018).

Advertisement

Masyarakat tidak butuh peralatan khusus untuk melihat peristiwa ini. Bulan yang lebih besar dengan warna merah bisa ditatap di seluruh wilayah Indonesia apabila cuaca cerah. Bulan sudah mulai mendekat ke Bumi pada Selasa (30/1/2018) ini dan mulai besok petang, rangkaian Super Blue Blood Moon dimulai. “Waktunya mulai pukul 17.00 WIB sampai 23.00 WIB,” kata mantan Rektor UGM ini.

Selepas Magrib, Bulan purnama akan diikuti dengan gerhana total dan selepas pukul 20.00 WIB, bulan kembali berada pada fase purnama. “Puncaknya pukul 20.29 WIB,” ujar Dwikorita.

Meski bakal sedap dipandang, Super Blue Blood Moon akan berdampak pada Bumi dan bisa berbahaya apabila diabaikan. Dwikorita mengatakan saat gerhana, gelombang pasang akan mengancam wilayah pesisir. Posisi Bumi yang satu garis dengan Matahari dan Bulan mengakibatkan gravitasi Bulan dan Matahari terintegrasi atau tergabung. Akibatnya, pasang air laut bisa mencapai ketinggian 1,5 meter dan dapat juga surut 100 sentimeter. “Kami minta fenomena ini juga diwaspadai, karena dapat menyebabkan terganggunya transportasi akibat adanya rob atau pasang maksimum di pesisir,” ujar dia.

Advertisement

Lembaga ilmu pengetahuan akan memanfaatkan memanfaatkan kesempatan ini. NASA berencana meneliti temperatur Bulan demi kepentingan sains dan dampaknya terhadap kehidupan di Bumi. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), akan menggelar pengamatan publik di Bandung, Sumedang dan Garut.  “Ayo, saksikan gerhana bulan langka. Cari tempat dengan latar depan yang bagus jika ingin melihat peristiwa tersebut. Bisa dimanfaatkan untuk berfoto karena pemandangan yang indah,” ujar peneliti Lapan, Rhorom Priyatikanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif