Jateng
Selasa, 30 Januari 2018 - 22:50 WIB

KEMISKINAN JATENG : Sudirman Said Lawan Mitos Jateng Kandang Banteng demi Lawan Kemiskinan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sudirman said di hadapan pendukungnya untuk maju dalam Pilgub Jateng 2018. (Okezone.com-Taufik Budi)

Kemiskinan Jateng ingin dihapus Sudirman Said dengan cara melawan mitos yang menyebutkan bahwa Jateng adalah kandang partai berlambang banteng.

Semarangpos.com, SEMARANG — Calon gubernur Jawa Tengah Sudirman Said mengaku berambisi mematahkan mitos politik yang menyebutkan bahwa Jawa Tengah adalah kandang kader partai berlambang banteng demi menekan angka kemiskinan di provinsi ini.

Advertisement

Mantan eksekutif perusahaan di PT Petrosea, PT Indika Energy, dan PT Pindad itu beranggapan mitos tersebut bisa membuat kondisi Jawa Tengah tidak kunjung berubah, terutama tingkat kemiskinannya. “Jawa Tengah harus dikembalikan pada martabatnya, yakni sebagai tempat manusia seutuhnya,” kata Sudirman Said di Markas Perjuangan Merah Putih, Jl. Pamularsih 95, Kota Semarang, Jateng, Minggu (28/1/2018).

Di hadapan pemuda dari Cilacap dan sukarelawan masjid yang hadir di tempat itu, pasangan politikus PKB Ida Fauziyah dalam pilkada atau tepatnya Pilgub Jateng 2018 tersebut, mengatakan bahwa dirinya tidak nyaman dengan sebutan Jateng adalah kandang banteng. Dia bahkan mengaku telah memetakan kekuatan pimpinan daerah yang mendapat dukungan PDIP di provinsi ini, seperti Semarang, Solo, Banyumas, Purbalingga, Brebes, dan Boyolali.

“Kekuatan itu ada batasnya. Saya sowan ke beberapa kiai, dapat pesan, Allah akan memberi pertolongan kepada orang baik, sebagaimana setan akan memudahkan pekerjaan orang tidak baik,” kata Sudirman sebagaimana dikutip laman aneka berita Okezone.com.

Advertisement

Menurutnya, angka kemiskinan di Jawa Tengah sangat tinggi. Pada akhir 2017 mencapai 13,58% atau 4,577 jiwa. Sebanyak 15 kabupaten masuk zona merah, artinya 20% penduduk di 15 kabupaten tersebut hanya mampu menghidupi dirinya dengan biaya di bawah Rp10.000/hari. “Tidak banyak yang tahu bahwa selain jumlah keluarga miskin tersebut, masih terdapat 15.229.994 jiwa yang terjebak kategori belum sejahtera. Ini cukup mengkhawatirkan,” katanya.

Kepada sukarelawan pendukung Sudirman-Ida yang hadir, dia berpesan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan dimulai dari sekitar, dengan jalan musyawarah dan gotong royong. Diingatkannya, perubahan hanya bisa diraih jika dimulai dari pemimpinnya. Jika gubernurnya bermedia sosial terus, tukasmya, maka bawahannya juga akan melakukan hal yang sama.

“Saya tidak akan menyuarakan permusuhan, namun perubahan. Memang jalan semakin menanjak, namun kawan yang bergabung juga semakin banyak,” tandas Sudirman Said yang terakhir berkiprah sebagai ketua Tim Sinkronisasi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pascapilkada di ibu kota negara itu.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif