Jatim
Senin, 29 Januari 2018 - 23:05 WIB

PERTANIAN MADIUN : Panen Raya Jeruk Keprok di Desa Segulung Diperkirakan Juni

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi kebun jeruk di Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Kamis (25/1/2018). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Pertanian Madiun, selain dikenal sebagai kampung durian Desa Segulung juga dikenal sebagai kampung penghasil jeruk.

Madiunpos.com, MADIUN — Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, tidak hanya terkenal dengan duriannya yang sudah melegenda di Madiun. Desa ini juga terkenal sebagai penghasil jeruk keprok yang sudah dinikmati masyarakat Madiun dan sekitarnya.

Advertisement

Ada ratusan pohon jeruk keprok di lahan lebih dari satu hektare di Desa Segulung. Saat ini buah jeruk keprok itu baru memasuki usia dua bulan.

Pengelola kebun jeruk keprok di Desa Segulung, Kasnanto, mengatakan jeruk keprok mulai dikembangkan di Desa Segulung pada 2004. Saat itu petani setempat membeli bibit di perbukitan Pulung, Ponorogo. Setelah dikembangkan ternyata cocok dan semakin berkembang.

Justru buah jeruk ini menjadi salah satu buah andalan di Desa Segulung selain durian. “Kalau orang datang ke Segulung biasanya beli durian dan jeruk ini,” kata dia saat ditemui Madiunpos.com, Kamis (25/1/2018).

Advertisement

Kasnanto menyampaikan saat ini jeruk di Segulung belum memasuki masa panen. Usia buahnya masih sekitar dua bulan dan masa panen biasanya pada Juni.

Satu kali panen, kata dia, di lahan sekitar 1 hektare bisa mencapai hasil 4 ton. Buah tersebut biasanya dijual di pasar wilayah Madiun maupun luar Madiun. “Untuk satu kilogramnya biasanya dijual dengan harga Rp10.000,” ujar dia.

Mengenai hama yang kerap menyerang tanaman buah ini, kata Kasnanto, paling sering yaitu kerusakan di batang dan daun. Untuk penyakit yang di batang yaitu penggerek batang dan di daun biasanya cabuk. Hama tersebut biasanya bisa menurunkan hasil panen.

Advertisement

Menurut dia, di usia yang masih kecil seperti sekarang buah jeruk gampang rusak dan mengalami pembusukan. Untuk itu, perawatan harus sering dilakukan. “Kami biasanya menyemprotnya dengan obat supaya pohonya sehat lagi dan hamanya mati,” terang Kasnanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif