News
Senin, 29 Januari 2018 - 16:00 WIB

Ini Tujuan Jokowi Nekat Kunjungi Afghanistan Pasca-Teror

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi menggandeng tangan Ibu Negara Iriana saat turun dari pesawat Kepresidenan Indonesia-1, di Bandara Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Senin (29/1/2018) siang. (Istimewa/Setpres)

Presiden Jokowi melakukan kunjungan berisiko ke Afghanistan yang baru saja diguncang teror.

Solopos.com, JAKARTA — Peneliti terorisme Ridlwan Habib menilai kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Kabul, Afghanistan, pascaserangan bom mobil di wilayah tersebut, merupakan tindakan yang sangat berani.

Advertisement

“Pertimbangan Presiden Jokowi untuk tetap mengunjungi Kabul adalah langkah yang superberani, karena negara-negara besar lain di dunia justru mengeluarkan travel warning [peringatan berhati-hati] ke Afghanistan,” ujar peneliti terorisme Ridlwan Habib di Jakarta, Senin (29/1/2018), dikutip Solopos.com dari Antara.

Presiden Jokowi dijadwalkan mengunjungi Kabul, Afghanistan, Senin, padahal Kabul baru saja diserang bom mobil tiga hari yang lalu. Serangan itu adalah serangan mematikan kali kedua setelah pekan lalu terjadi serangan di sebuah hotel di Kabul.

Advertisement

Presiden Jokowi dijadwalkan mengunjungi Kabul, Afghanistan, Senin, padahal Kabul baru saja diserang bom mobil tiga hari yang lalu. Serangan itu adalah serangan mematikan kali kedua setelah pekan lalu terjadi serangan di sebuah hotel di Kabul.

Ridwan menilai kunjungan ini cukup berisiko secara keamanan. Menurutnya, tujuh negara besar telah mengeluarkan travel warning ke Afghanistan yaitu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Australia, Swiss, Selandia Baru dan Denmark.

“Mereka melarang warga negaranya mengunjungi Afghanistan karena menduga akan ada serangan terorisme bersenjata,” ujar alumnus S2 Kajian Intelijen Universitas Indonesia itu.

Advertisement

“Serangan Taliban dilakukan di kota Ghazni, Kandahar, Gardez, Paktia, Ghor dan bulan ini Taliban menyerang Kabul, dalam teori keamanan situasinya merah, sangat berbahaya,” ujarnya.

Ridwan berharap keberanian Jokowi ini diikuti dengan persiapan matang oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). “Grup A Paspampres yang melekat pada Jokowi harus menyiapkan contingency plan atau rencana darurat bahkan skenario evakuasi jika saat kunjungan ke Kabul ada serangan terorisme,” katanya.

Grup A Paspampres adalah salah satu di antara tiga grup di Paspampres yang bertanggung jawab terhadap keamanan seorang presiden beserta keluarganya. Grup B bertanggung jawab terhadap keselamatan wakil presiden dan keluarganya sedangkan grup C bertanggung jawab terhadap setiap tamu negara bagi presiden.

Advertisement

Keselamatan Presiden harus jadi prioritas utama. Paspampres harus sudah mengukur jarak waktu menuju bandara yang paling aman. Selain itu, saat kunjungan dilakukan Paspampres perlu menambah peralatan keamanan.

Dia menilai sikap Jokowi yang bersikeras tetap mengunjungi Kabul di tengah ancaman besar aksi terorisme itu adalah simbol perlawanan terhadap aksi aksi teror. “Pak Jokowi memberi kode pada seluruh pemimpin besar dunia bahwa terorisme adalah musuh bersama, Jokowi memberi contoh agar tidak tunduk dan diam pada terorisme,” kata Ridlwan.

Dilansir laman resmi Setkab, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana tiba di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Senin siang pukul 11.40 waktu setempat atau 14.10 WIB.

Advertisement

Kunjungan Kenegaraan Presiden Jokowi ke Afghanistan ini merupakan kunjungan kedua Presiden Republik Indonesia ke Afghanistan setelah Kunjungan Kenegaraan Presiden Sukarno yang dilakukan pada 1961. Di pintu pesawat, Duta Besar Republik Indonesia untuk Afghanistan Arief Rachman dan Kepala Protokol Negara Afghanistan menyambut kedatangan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana.

Udara dingin bahkan hujan salju yang menyelimuti Kabul tidak mengurangi hangatnya penyambutan yang dilakukan pemerintah Afghanistan. Sejumlah pejabat Afghanistan di antaranya Wakil Presiden Sarwar Danish, Menteri Luar Negeri Salahudin Rabbani, Menteri Keuangan Eklil Hakimi, Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia Roya Rahmani, Gubernur Kabul Mohammad Yaqoub Haidan, Walikota Kabul Abdullah Habibzal menyambut kedatangan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif