News
Minggu, 28 Januari 2018 - 23:55 WIB

Politikus Berbagi Rahasia dalam Public Relations

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para narasumber berfoto seusai pelaksanaan talkshow yang digelar Akindo Jogja, Sabtu (27/1/2018) malam. (Harian Jogja/Sunartono)

Kegiatan itu sekaligus sebagai rangkaian Dies Natalis ke-24 Akindo

Harianjogja.com, SLEMAN-Akademi Komunikasi Indonesia (Akindo) Jogja menggelar talkshow berjudul True Power of Public Relation in Politic Campaign di Hotel Grand Keisha, Sabtu (27/1/2018) malam. Puncak peringatan Dies Natalis Akindo ke-24 itu menghadirkan sejumlah narasumber dari kalangan politisi, praktisi public relation (PR) secara khusus membahas kekuatan PR dalam kampanye politik.

Advertisement

Sejumlah narasumber yang hadir antara lain, Heroe Poerwadi Wakil Walikota Jogja, Saelany Machfudz Walikota Pekalongan, Ismoyo Raditya Asisten Pribadi Gubernur DKI Jakarta, Franz Leo Senior Brand Consultant, Hening Prabawati Keprodi Jurusan Public Relations (PR) Akindo dan sejumlah narasumber lainnya.

Direktur Akindo Jogja Sumantri Raharjo menyatakan, diskusi dengan menghadirkan narasumber praktisi politik untuk menggali khasanah keilmuan di bidang PR dari sejumlah politikus. Kegiatan itu sekaligus sebagai rangkaian Dies Natalis ke-24 Akindo yang telah mengalami banyak dinamika. Ia bertekad menjadikan Akindo menjadi lebih baik dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan di Indonesia.

“Tahun ini kami merencanakan akan berubah bentuk menjadi sekolah tinggi. Kami ajak berusaha mengembangkan diri dan semakin baik lagi ke depan,” terangnya dalam pembukaan talkshow, Sabtu (27/1/2018) malam.

Advertisement

Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi dalam kesempatan itu menyatakan, melihat situasi media sosial saat ini, masyarakat menjadi tidak memiliki keyakinan yang pasti siapa sebenarnya yang benar-benar menyampaikan fakta dalam informasinya. Sehingga jika PR dijalankan dengan secara konvensional maka pelakunya akan terpeleset pada stigma pencitraan. “Kondisi ini membuat masyarakat apatis, ambigu,” ujarnya dalam memberikan materi talk show.

Oleh karena itu, lanjut dia, bidang PR harus melakukan sejumlah tahapan dalam membuat branding suatu produk. Menurutnya, branding paling kuat adalah dengan menyajikan rekam jejak, karena dengan rekam jejak akan menunjukkan posisi dari produk tersebut. Sayangnya, melakukan branding itu tidak mudah, karena kelebihan branding era saat ini justru terbukti membuat masyarakat tidak percaya.

“Kalau tidak punya rekam jejak, maka akan terlempar dengan isu kesana kemari. Ketika saya harus dalam posisi bermain dalam perjuangan politik harus melakukan membuat orang dikenang,” ungkapnya.

Advertisement

Sementara,  Wali Kota Pekalongan Saelany Mahfudz mengatakan silaturahmi dinilai sebagai suatu penting dalam PR. Ia selalu mengedepankan silaturahmi dan secara tidak sadar justru dapat menjadi landasan utama dari PR. “Selain itu silaturahmi membuat orang senag, menghilangkan penyakit, memperpanjang umur dan di sana juga ada lobi,” ujarnya.

Ia mengatakan ada empat potensi manusia yang harus dikembangkan, antara lain, spiritualisme seperti kejujuran, amanah yang selalu menempati urutan tertinggi nilainya. Kemudian disusul profesionalisne, integritas dan memiliki loyalitas. “Tetapi modal terpenting adalah amanah, kalau amanah itu nilainya satu, item yang lain nilainya nol koma sekian,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif