Jogja
Sabtu, 27 Januari 2018 - 19:20 WIB

Tebing Jalan di Samigaluh Longsor, Warga Harus Memutar Sejauh 7 Km

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tanah longsor di Nyemani Sidoharjo Samigaluh KUlonprogo. (Foto istimewa/dok BPBD Kulonprogo)

Sebanyak 100 Kepala Keluarga (KK) terdampak longsor yang terjadi di jalan milik Kabupaten yang menghubungkan Desa Sidoarjo dan pusat Kecamatan Samigaluh

Harianjogja.com, KULONPROGO – Sebanyak 100 Kepala Keluarga (KK) terdampak longsor yang terjadi di jalan milik Kabupaten yang menghubungkan Desa Sidoarjo dan pusat Kecamatan Samigaluh. Kejadian longsornya tebing sepanjang  25 Meter itu bermula saat hujan deras mengguyur Samigaluh, Jumat (26/1/2018).

Advertisement

Menurut Kepala Desa Sidoarjo, Umari, kejadian tersebut membuat  tiga dusun di Sidoarjo terdampak. Dimana mereka saat ini harus mengunakan jalan lain yang 7 Km lebih jauh dari pada jalan yang  biasanya mereka gunakan itu.

“Kondisi jalannya rusak parah, terus tidak bisa dilewati sembarang mobil, karena kondisi jalan yang berlubang dan sempit,” jelasnya.

Longsoran yang berada di Dusun Nyemani, Sidoarjo, Samigaluh itu adalah jalur utama warga setiap hari. Dimana kebanyakan warga yang berkerja sebagai petani kakao selalu menggunakan jalan itu untuk menuju pusat Kecamatan.

Advertisement

“Jadi sementara masyarakat masih menggunakan jalan memutar yang membahayakan,” jelasnya.

Anggota Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Kulonprogo, Kamdhani, mengatakan dari kejadian itu, seluruh tim belum bisa melakukan tindakan lanjutan. Dimana saat ini tim hanya bisa mendata kerusakan dan melakukan pembersihan ditebing agar tidak terjadi longsoran susulan.

“Kami mendata, karena dimensi tanahnya terlalu besar, harus menggunakan alat berat, bisa berhari-hari kalau menggunakan tenaga manusia,” jelasnya.

Advertisement

Khamdani menambahkan, jalan milik Kabupaten Kulonprogo itu ditumpuki tanah setinggi tiga meter. Ditambah tumpukan tanah itu memiliki panjang sekurang-kurangnya sepanjang 25 meter.

“Tidak bisa kami assesmen, karena terlalu besar untuk ditangani dengan manual,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif