Jogja
Sabtu, 27 Januari 2018 - 04:55 WIB

Hingga Maret, 8.000 Hektare Lahan Padi Sleman Siap Dipanen

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani memanen padi. (JIBI/Solopos/Antara/Dedhez Anggara)

8.000 ha lahan pertanian setara dengan 48.000 ton padi siap dipanen

Harianjogja.com, SLEMAN-Gangguan cuaca pada musim tanam tahun ini diklaim tidak memengaruhi lahan pertanian padi di Sleman. Sebanyak 8.000 hektare (ha) lahan pertanian padi siap dipanen hingga Maret mendatang.

Advertisement

Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman Rofik Ardiyanto mengatakan, gangguan cuaca yang terjadi sejak November hingga awal 2018 ini tidak memengaruhi kondisi lahan pertanian. Januari 2018 ini, ada sekitar 2.604 hektate lahan pertanian yang dipanen. “Kalaupun ada, kerusakannya hanya 10 ha di Prambanan akibat Badai Cempaka. Namun, sudah kami bantu dengan mengganti bibit baru,” ujarnya kepada Harianjogja.com, Jumat (26/1/2018).

Hingga Maret mendatang, katanya, sebanyak 8.000 ha atau setara dengan 48.000 ton padi siap dipanen. Menurutnya, produktivitas panen padi di Sleman cukup tinggi. Satu ha mampu menghasilkan antara lima hingga enam ton Gabah Kering Giling (GKG). “Luas lahan pertanian yang ditanam tahun ini 48.000 ha. Target kami tahun ini produksi GKG sebanyak 290.000 ton,” ujarnya.

Dia optimistis target tersebut dapat terpenuhi. Selain karena Indeks Pertanaman (IP) lahan pertanian di Sleman 2,65-2,7 jauh di atas rata-rata IP nasional (1,5) alasan lainnya, pada musim tanam pertama (MT1) tahun ini, nyaris tidak ada serangan hama yang merusak lahan pertanian secara massif. Kalaupun ada, jumlahnya sampai lima ha dan dapat ditangani oleh petani. “Selain itu, perubahan cuaca pada MT1 tidak berpengaruh terhadap lahan pertanian padi,” ujarnya.

Advertisement

Hal itu juga diakui oleh Kepala Kelompok Tani Tanirejo, Madurejo, Prambanan Lipur Dwianggono. Kelompok tani ini sudah melakukan panen lebih awal. Total lahan pertanian yang dipanen di tiga tempat seluas 21 ha. Khusus di desa Madurejo, lahan pertanian yang dipanen sekitar 100 ha dari total luas panen 300 ha. Menurutnya, satu kelompok tani rata-rata memiliki luas lahan pertanian 15 hektar.

“Hasil panen bagus. Untuk hasil ubin sekitar 59 kilogram atau 9,4 ton. Kalau seperti ini kami berharap tidak ada beras impor karena bisa merugikan petani,” harap Lipur.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif